Ankara, MINA – Rusia dalam dua tahap akan mentransfer total sebanyak AS$20 miliar ke Turkiye untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir utama rangka memperluas kerja sama energi kedua negara, dan memenuhi kebutuhan energi Turkiye yang terus meningkat.
Menurut laporan Bloomberg yang dikutip Ahad (31/7), pejabat senior Turki yang menangani masalah ini mengatakan, perusahaan milik negara Rusia Rosatom mengirim sekitar AS$5 miliar pekan lalu ke perusahaan Turki Akkuyu Nuclear JSC, yang sedang membangun pabrik di kota Mersin di Turkiye selatan.
Selanjutnya AS $15 miliar akan ditransfer selama beberapa pekan mendatang.
Dikatakan, dana ini, guna memperkuat kemitraan antara perusahaan dan afiliasi, dimulai dengan perjanjian kerja sama yang ditandatangani pada tahun 2010.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Proyek ini juga dibiayai oleh Sberbank dan Sovcombank, yang sebelumnya merupakan pemberi pinjaman terbesar di Rusia.
Menurut pejabat Turki, pembiayaan proyek diatur untuk menutupi semua kebutuhan pengadaan pabrik selama dua tahun ke depan.
Di bawah kontrak jangka panjang, Rosatom menyediakan desain, konstruksi, pemeliharaan, operasi, dan dekomisioning pembangkit listrik Akkuyu, dengan unit pertamanya akan mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2023.
Tiga unit dan reaktor lainnya kemudian direncanakan mulai beroperasi satu per satu setiap tahun hingga tahun 2026 dengan total kapasitas terpasang 4.800 megawatt (MW).
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Turki Fatih Dönmez, pembangkit listrik tersebut diperkirakan menghasilkan 35 miliar kilowatt-jam (kWh) listrik setiap tahun, yang akan menyediakan sekitar 10 persen dari kebutuhan listrik domestik Turkiye.
Transfer dana dari Rusia dan pembangkit listrik Akkuyu yang direncanakan datang lebih dari seminggu setelah Mesir mengumumkan fase pertama pembangkit listrik tenaga nuklir El-Dabaa, yang juga dibantu oleh Rusia dan perusahaannya Rosatom.
Pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir Ankara dan Kairo merupakan dorongan baru untuk sumber energi yang lebih beragam dan andal, terutama pada saat sebagian besar dunia akan semakin mengalami kekurangan pasokan energi yang parah di tengah transisi ke bentuk energi yang ‘lebih hijau’, dan jauh dari bahan bakar fosil. (T/R6/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia