Jakarta, MINA – Terkait konflik yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Gennadievich Tolchenov, menegaskan bahwa negaranya menginginkan perdamaian jangka panjang, bukan sekadar gencatan senjata sementara.
“Ini sudah terjadi berkali-kali. Setelah gencatan senjata, perang justru pecah dengan skala lebih besar. Oleh karena itu, akar konflik harus diselesaikan,” ujarnya dalam jumpa pers di kediamannya di Jakarta, Kamis (13/3).
Pernyataan ini menyusul laporan terkait kemungkinan tercapainya gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina yang ditengahi oleh Amerika Serikat.
Tolchenov optimistis dengan upaya Presiden AS Donald Trump dalam mendorong rencana gencatan senjata ini. Namun, menurutnya, dialog harus berlangsung langsung antara Rusia dan Ukraina, bukan bergantung pada negara lain.
Baca Juga: Albanese, Pelapor Khusus PBB Kecam Pembersihan Etnis Israel di Tepi Barat
“Kami menunggu informasi resmi dari pihak Ukraina atau Amerika mengenai perundingan di Arab Saudi. Sejauh ini, yang beredar hanya rumor,” katanya.
Sebelumnya, Al Jazeera melaporkan bahwa perundingan gencatan senjata dilakukan selama kurang lebih delapan jam di kota pelabuhan Jeddah.
Pertemuan di Arab Saudi itu dihadiri oleh Andriy Yermak, Kepala Kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky; Andrii Sybiha, Wakil Menteri Luar Negeri; Rustem Umerov, Menteri Pertahanan; dan Pavlo Palisa, seorang perwira tinggi di kantor kepresidenan.
Sementara itu, delegasi AS dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz.
Baca Juga: 14 Anggota Kongres AS Serukan Pembebasan Mahasiswa Columbia Aktivis Palestina
Perundingan antara Ukraina dan AS menghasilkan kesepakatan bahwa “negara-negara telah menyepakati gencatan senjata sementara selama 30 hari, yang dapat diperpanjang dengan kesepakatan bersama para pihak.”
Namun, keputusan mengenai gencatan senjata masih menunggu persetujuan dari Moskow. Sementara Ukraina telah resmi menyetujui proposal gencatan senjata yang diusulkan oleh AS tersebut. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Negosiasi Gencatan Senjata Terus Berlanjut di Qatar