Pemimpin Rusia pada hari Rabu (22/11) menjadi tuan rumah Hassan Rouhani dan Recep Tayyip Erdogan, seperti dilaporkan Aljazeera yang dikutip MINA.
“Kongres akan melihat pertanyaan kunci mengenai agenda nasional Suriah,” kata Putin kepada wartawan di puncak di resor Sochi, Laut Hitam, duduk di samping Rouhani dan Erdogan.
“Pertama-tama, itu adalah penyusunan kerangka kerja untuk struktur masa depan negara, penerapan konstitusi baru, dan berdasarkan hal itu, penyelenggaraan pemilihan di bawah pengawasan PBB,” jelas Putin.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Kongres tersebut juga diperkirakan akan berlangsung di Sochi menjelang putaran berikutnya perundingan Jenewa pada 28 November. Namun, tidak ada rincian tentang tanggal pastinya atau siapa yang akan diundang untuk hadir.
Dalam sebuah pernyataan bersama, ketiga pemimpin tersebut menggarisbawahi perlunya semua pihak yang berperang untuk membebaskan semua tahanan dan sandera, dan menciptakan kondisi untuk gencatan senjata yang langgeng.
Mereka juga mendesak masyarakat internasional untuk memberikan bantuan kemanusiaan, membersihkan wilayah penjajahan Suriah dan memulihkan infrastruktur yang hancur akibat konflik yang telah berlangsung lama.
Sekarang di tahun ketujuh, perang di Suriah telah menewaskan ratusan ribu orang dan mengungsikan lebih dari 12 juta orang.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Iran adalah sekutu utama Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang melakukan kunjungan mendadak ke Sochi pada hari Senin.
Ketiga negara, bagaimanapun, telah bergabung untuk mensponsori pembicaraan antara pemerintah dan oposisi di ibukota Kazakhstan, Astana, serta bertindak sebagai penjamin atas pembentukan empat zona de-eskalasi di seluruh Suriah.
Putin pada hari Rabu mengatakan bahwa dia yakin sebuah tahap baru telah dicapai dalam krisis Suriah.
Dia mengingatkan, bagaimanapun, untuk mencapai solusi politik akan membutuhkan kompromi dari semua sisi.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Rory Challands dari Al Jazeera, melaporkan dari Sochi, bahwa Erdogan sampai sekarang, tampaknya enggan untuk mendukung gagasan Putin untuk sebuah kongres sebuah dialog nasional.
“Intinya, dia khawatir kelompok Kurdi diundang, yang dia anggap sebagai organisasi teroris,” katanya.
“Di sini, mereka semua memberikan dukungan, tapi saya masih merasa bahwa Erdogan sedikit ragu tentang hal itu,” tambahnya.
Perkembangan yang menarik dalam konferensi pers para pemimpin itu, kata Challands, adalah sebuah saran dari Rouhani bahwa kongres yang direncanakan tersebut dapat mempersiapkan dasar bagi sebuah konstitusi baru untuk Suriah.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
“Beberapa orang mengatakan bahwa apa yang ingin dilakukan Putin dengan gagasan Kongres adalah menjembatani kesenjangan antara perundingan Astana, yaitu tentang gencatan senjata dan masalah teknis, dan perundingan Jenewa yang terhenti, yang merupakan penyelesaian politik yang besar,” kata Challands.
Challands menambahkan, kongres itu akan berada di tengah (tanpa memihak pihak manapun), tapi menunjukkan bahwa Putin sedang mencoba untuk membentuk masa depan Konstitusi Suriah menjelang perundingan di Jenewa yang akan datang. (T/RS3/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah