Moscow, MINA – Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Sabtu (2/1), mengumumkan juga keluar dari Perjanjian Intermediate Nuclear Forces (INF) menyusul langkah sama yang dilakukan Amerika Serikat (AS) sehari sebelumnya.
Kedua fihak saling menuduh telah melanggar perjanjian itu yang dibuat di masa perang dingin untuk mencegah terjadinya perang nuklir, namun belakangan ini perlombaan membangun persenjataan nuklir makin marak.
Putin mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov dan Menteri Pertahanan Sergey Shoygu pada pertemuan di Moskow, untuk tidak memulai pembicaraan dengan Washington mengenai masalah ini, Anadolu Agency melaporkan.
“Mitra Amerika kami telah mengumumkan bahwa mereka menghentikan partisipasi mereka dalam perjanjian itu, dan kamijuga menghentikannya. Mereka mengumumkan bahwa mereka terlibat dalam dan karya desain eksperimental, kami akan melakukan sama,” katanya.
Baca Juga: Presiden Brazil: Tak Ada Perdamaian di Dunia tanpa Perdamaian di Gaza
Perjanjian INF, yang ditandatangani pada tahun 1987 oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev dan Presiden AS Ronald Reagan, sebagian besar dirancang untuk mencegah kemungkinan perang nuklir di Eropa.
Lavrov mengklaim AS mulai melanggar perjanjian pada tahun 1999 dengan menggunakan kendaraan udara tak berawak (UAV) dengan karakteristik yang dilarang oleh perjanjian itu. Kemudian, AS terus-menerus melanggar perjanjian dengan meluncurkan peluncur rudal di Eropa dan banyak menggunakan rudal target.
Menlu. Rusia mengatakan, AS memasukkan dalam anggarannya pengeluaran untuk membuat rudal jarak menengah baru sebelum pengumuman tentang penangguhan Perjanjian INF bebefrapa hari lalu.
Ia juga mengungkapkan, AS menolak mengizinkan inspektur Rusia ke lapangan peluncuran untuk mengadakan inspeksi sebagaimana diatur dalam perjanjian.
Baca Juga: Anak-Anak Gaza yang Sakit Dirujuk ke Yordania
Menteri Pertahanan Rusia Shoygu mengatakan, dalam beberapa bulan mendatang, Rusia akan memindahkan rudal jelajahnya dari pangkalan laut Kalibr ke pangkalan darat.
Selain itu, laboratorium pengembangan yang mengkhususkan diri dalam pembuatan kompleks rudal balistik hipersonik berbasis darat dengan jangkauan sedang dan lebih pendek akan dibuka.
Pada hari Jumat (1/1), Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengumumkan, AS akan menangguhkan keikutsertaannya dalam perjanjian rudal balistik pada 2 Februari atas dugaan pelanggaran perjanjian oleh Rusia.
Oktober lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan keluar dari perjanjian, yang sepakat menghilangkan semua rudal jelajah AS dan Rusia yang diluncurkan dengan jangkauan 310-3,420 mil (500-5.500 kilometer) dan peluncur mereka.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Menurut ketentuan perjanjian itu, penarikan akan berlaku dalam waktu enam bulan, terhitung sejak 2 Februari. (T/Ast/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Bunuh Pejabat Hezbollah Mohamad Afif