Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rusia Kembali Gempur Ukraina, Pusat Pemerintahan Kyiv Terbakar

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - 57 detik yang lalu

57 detik yang lalu

0 Views

Serangan udara Rusia menghancurkan dan membakar sebuah bangunan di Kiev, ibu kota Ukraina, Jumat, 6 Juni 2025. (Gambar: X)

Kyiv, MINA – Rusia melancarkan serangan udara terbesar sejak dimulainya perang tiga setengah tahun lalu, menghantam pusat pemerintahan Ukraina di Kyiv dan menewaskan sedikitnya dua orang, Ahad (7/9) pagi.

Dilansir dari rt.com, atap gedung kabinet menteri Ukraina yang terletak di jantung ibu kota Kyiv terbakar hebat. Asap tebal mengepul di atas langit kota, menciptakan kepanikan di kalangan warga. Layanan darurat Ukraina menyebutkan serangan tersebut juga merusak beberapa gedung bertingkat di sekitar lokasi.

Serangan ini menjadi serangan pertama Rusia yang langsung menyasar kompleks pemerintahan pusat Ukraina, menandai eskalasi baru dalam konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

Serangan itu terjadi hanya tiga hari setelah sejumlah negara Eropa, dipimpin Prancis dan Inggris, mengumumkan rencana pengerahan pasukan “penengah” ke Ukraina. Pasukan tersebut direncanakan untuk mengawal proses perdamaian antara Kyiv dan Moskow.

Baca Juga: Trump Dijadwalkan Bertemu Xi Jinping di Korea Selatan Bulan Depan

Namun, Rusia dengan tegas menolak kehadiran pasukan penengah asing, menganggapnya sebagai ancaman terhadap kedaulatan dan kepentingannya. Serangan terbaru ini dipandang sebagai pesan keras Moskow bahwa mereka tidak akan tunduk pada tekanan internasional.

Perang Rusia-Ukraina pecah pada 24 Februari 2022, ketika Rusia memulai invasi berskala penuh ke Ukraina dengan dalih melindungi etnis Rusia di wilayah Donbas dan mencegah perluasan NATO.

Konflik ini telah menewaskan lebih dari 150 ribu orang dan memaksa jutaan warga Ukraina mengungsi ke berbagai negara Eropa. Kyiv terus mendapat dukungan senjata dan bantuan militer dari Barat, sementara Rusia semakin memperkuat aliansi dengan negara-negara seperti Tiongkok, Iran, dan Korea Utara.

Serangan besar-besaran yang menghantam pusat pemerintahan Kyiv ini menunjukkan bahwa perang masih jauh dari kata selesai, bahkan setelah berbagai upaya mediasi internasional dilakukan. []

Baca Juga: Armada Global Sumud Flotilla Menuju Gaza, 22 Kapal Terpantau Tiba di Tunisia

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda