Moskow, MINA – Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengutuk penggunaan ancaman dan ultimatum menyusul peringatan Presiden AS Donald Trump yang ingin mengebom Iran, kecuali Teheran menyetujui kesepakatan baru dengan Washington.
Dilansir dari IRNA, Selasa (1/4), Rusia memperingatkan bahwa tindakan itu dapat memiliki konsekuensi yang “menghancurkan” bagi kawasan tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan jurnal Rusia International Affairs, Ryabkov mengkritik penggunaan ancaman dan ultimatum oleh Trump.
“Jika mereka tidak membuat kesepakatan, akan ada pengeboman,” kata Trump dalam sebuah wawancara dengan NBC News pada akhir pekan.
Baca Juga: Asosiasi Pendidikan Nasional AS Setujui Resolusi Larang Kurikulum Pro-Israel di Sekolah
Selama masa jabatan pertamanya, Trump secara sepihak menarik Amerika Serikat dari perjanjian sebelumnya dengan Iran, dan memberlakukan kembali sanksi ekonomi yang luas terhadap negara tersebut.
Ryabkov menggambarkan ultimatum Trump sebagai bagian dari strategi yang lebih luas oleh Washington untuk memaksakan kehendaknya terhadap Iran.
“Kami menganggap metode tersebut tidak pantas. Kami mengutuknya dan melihatnya sebagai cara bagi AS untuk memaksakan kehendaknya sendiri di pihak Iran,” katanya.
Diplomat Rusia tersebut menekankan urgensi diplomasi, mendesak semua pihak untuk bekerja menuju kesepakatan yang wajar guna menghindari eskalasi selagi masih ada waktu. []
Baca Juga: Penyanyi AS Lana Del Rey Sebut Selalu Berdoa untuk Palestina di Tengah Genosida di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)