New York, MINA – Rusia meminta sebuah pertemuan Dewan Keamanan PBB hari Kamis (22/2) yang akan membahas kekerasan di daerah kantong oposisi di Ghouta Timur yang dikepung di pinggiran Damaskus.
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan kepada Dewan Keamanan, pertemuan terbuka tersebut memungkinkan semua pihak untuk menyampaikan visi dan pemahaman mereka tentang situasi di Ghouta Timur, termasuk menghasilkan cara keluar dari situasi itu, demikian Nahar Net melaporkan.
Rusia adalah salah satu dari lima negara anggota tetap DK PBB bersama Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Tiongkok.
Lebih 270 warga sipil di Ghouta Timur tewas oleh serangan udara dan artileri tanpa henti pasukan pemerintah Suriah yang dibantu pesawat Rusia.
Baca Juga: Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hezbollah Hampir Tercapai
Lembaga pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) dan Pertahanan Sipil Suriah (White Helmets) melaporkan, sekitar 27 orang tewas pada Rabu (21/2), hari ketiga serangan.
Dilaporkan enam rumah sakit dan pusat medis di seluruh kota telah hancur dan rusak.
“Kami hanya berlari untuk mengeluarkan (menyelamatkan) sebanyak mungkin orang sebelum terlambat,” kata Khalid Abulwafa, seorang sopir ambulans dan anggota White Helmets, kepada Al Jazeera.
Sekitar 350.000 orang terjebak di Ghouta Timur yang diblokade oleh pasukan pemerintah Suriah sejak 2013. Wilayah itu merupakan kantong oposisi yang berada di pinggiran ibu kota Damaskus. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA