Moskow, MINA – Rusia telah memperluas sanksi ekonominya terhadap Ukraina dengan menambahkan lebih dari 250 orang dan perusahaan ke dalam daftar hitam.
Menurut keputusan Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev, sebanyak 245 orang dan tujuh perusahaan dikenai sanksi oleh Moskow, demikian Nahar Net melaporkan yang dikutip MINA.
Hubungan antara Moskow dan Kiev memburuk sejak pemerintah pro-Barat berkuasa setelah tahun 2014 terjadi pemberontakan terhadap pemimpin pro-Rusia, pencaplokan Krimea oleh Moskow dan pecahnya perang di Ukraina timur.
Sebanyak 567 orang dan 75 perusahaan Ukrania kini menghadapi sanksi ekonomi Rusia dengan dibekukannya semua aset yang mereka miliki di Rusia.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Di akun Twitter-nya, Medvedev mengatakan, sanksi itu “untuk membela kepentingan pemerintah, bisnis, dan orang-orang Rusia.”
Ketegangan antara kedua negara bertetangga ini semakin memburuk sejak November lalu, ketika penjaga pantai Rusia menangkap tiga kapal angkatan laut Ukraina beserta krunya di lepas pantai Krimea.
Di antara mereka yang terkena sanksi adalah perusahaan pertahanan, energi, asuransi dan logistik Ukraina serta Walikota Odessa dan pejabat tinggi Ukraina lainnya pada hari Selasa (25/12).
Sejak pecahnya perang Ukraina, pemerintah Kiev telah mengambil serangkaian tindakan terhadap kepentingan Rusia, termasuk memblokir layanan internet dan media sosial Rusia.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Konflik yang membuat kelompok proseparatis Rusia melawan pasukan pemerintah Ukraina diperkirakan telah menewaskan lebih dari 10.000 jiwa – sepertiga dari mereka adalah warga sipil – sejak pecah konflik empat tahun lalu. (T/Muf/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas