Moskow, MINA – Ledakan yang terjadi di Konsulat Rusia di Kota Marseille, Prancis, pada Senin (24/2) disebut sebagai serangan teroris, menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.
Konsul Jenderal Rusia di Marseille, Stanislav Oranskiy, telah mengonfirmasi bahwa ledakan itu terjadi di dalam konsulat dan petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi kejadian.
Ia mengatakan kepada TASS bahwa tiga alat peledak dilemparkan ke lapangan, salah satunya meledak. Dikatakan bahwa ledakan itu hanya mengakibatkan beberapa kerusakan properti dan tidak ada korban jiwa.
Mengomentari ledakan itu, Zakharova menyatakan bahwa ledakan itu memiliki “semua ciri serangan teroris.”
Baca Juga: Presiden Trump Pecat 2.000 Karyawan USAID
Ia menambahkan bahwa Rusia akan menuntut Prancis untuk mengambil “tindakan komprehensif dan cepat untuk menyelidiki, serta langkah-langkah untuk memperkuat keamanan misi luar negeri Rusia.”
Namun, masih belum jelas siapa yang berada di balik serangan itu, tetapi media lokal melaporkan bahwa polisi sudah menyelidiki insiden itu dan sedang menyelidiki kendaraan curian yang ditemukan di dekat lokasi kejadian.
Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) memperingatkan pekan lalu bahwa pemerintah Ukraina dapat menggunakan serangan teroris terhadap misi diplomatik Moskow di Eropa, dalam upaya menggagalkan perundingan perdamaian. Badan tersebut menyatakan bahwa tujuannya adalah untuk mencegah Kiev membuat “konsesi berlebihan” dalam penyelesaian potensial dengan Rusia. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Warga Swedia Demo Tolak Rencana Trump Kendalikan Gaza