Moskow, MINA – Rusia dan Turki pada Sabtu (30/12) setuju untuk mengoordinasikan operasi darat di Suriah setelah pengumuman mengejutkan pekan lalu tentang penarikan militer AS, kata diplomat top Moskow.
“Tentu saja kami memberikan perhatian khusus pada keadaan baru yang muncul sehubungan dengan penarikan militer AS yang diumumkan,” kata Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, setelah pembicaraan dengan timpalan Turki, Mevlut Cavusoglu, di Moskow.
“Pemahaman dicapai tentang bagaimana perwakilan militer Rusia dan Turki akan terus mengoordinasikan langkah-langkah mereka di lapangan dalam kondisi baru dengan maksud untuk akhirnya membasmi ancaman teroris di Suriah,” kata Lavrov, seperti dilaporkan Ahran Online.
Cavusoglu mengonfirmasi kedua negara akan mengoordinasikan operasi Suriah, dan menambahkan mereka juga membahas rencana untuk membantu para pengungsi untuk pulang ke kampung halaman mereka.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
“Kami akan melanjutkan kerja aktif (dan) koordinasi dengan rekan-rekan Rusia kami dan rekan-rekan dari Iran untuk mempercepat kedatangan penyelesaian politik di Republik Suriah,” ujarnya dalam sambutannya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia.
Pembicaraan juga diikuti oleh Menteri Pertahanan Rusia dan Turki, Sergei Shoigu dan Hulusi Akar.
Presiden Donald Trump pekan lalu secara tak terduga mengatakan dia menarik 2.000 tentara dari Suriah, menyatakan Amerika Serikat telah mencapai tujuannya karena kelompok ISIS telah “tersingkir”.
Gerakan ekstremis ISIS telah kehilangan hampir seluruh wilayahnya, meskipun ribuan pejuangnya diperkirakan tetap berada di Suriah yang dilanda perang.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Pada Jumat lalu, Rusia mengatakan, awal tahun depan akan menjadi tuan rumah KTT tiga pihak dengan Turki dan Iran mengenai konflik Suriah. (T/R11/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu