Saat Islam Bersinar di Amerika dan Eropa

Oleh Rendy Setiawan, Jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Dalam buku “Hero And Heroes Whorship” karya (w. 1881), seorang tokoh Orientalis yang dikutip oleh sejarawan Muslim, Dr. Qassim As-Samurai dalam buku kecil berjudul “Al-Isytiraaqu bainal Maudhuiyyah wal Ifti’aaliyyah” (sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berjudul “Bukti-Bukti Kebohongan Orientalis) dinyatakan bahwa Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam putra Abdullah sebagai orang paling berpengaruh di dunia ini, jauh di atas pengaruh Napoleon Bonaparte, pemimpin paling terkenal ketika terjadi Revolusi Perancis, maupun Martin Luther (penggagas Revolusi Gereja). Carlyle adalah penganut Kristen taat yang aktif mengkaji dunia ke-Islaman.

Ini menunjukkan bahwa diakui oleh tokoh Orientalis sendiri bahwa Islam adalah agama yang damai.

Berbicara tentang persebaran Islam masa kini, maka tak lepas darimana ia berasal dan siapa yang memiliki peranan itu. Maka muncullah peranan kaum Muslimin di tiga abad permulaan Islam yakni masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hingga masa Khulafa’ Ar-Rasyidin Al-Mahdiyyin, abad di mana Islam mengalami kejayaan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Dalam perjalanannya hingga sekarang, Islam mengalami banyak hikmah hidup yang bisa kita ambil. Apabila kita baca-baca buku tentang sejarah, nampak sekilas Islam disebarkan melalui banyak peperangan. Tapi sesungguhnya tidaklah demikian.

Ketika hendak menelaah buku-buku yang berkaitan dengan perjalanan Islam lebih dalam, akan ditemukan banyak fakta-fakta bahwa sesungguhnya Islam menawarkan kedamaian bagi siapa saja. Perhatikan salah satu kisah di masa Amirul Mukminin Umar ibnu Al-Khattab, ketika terjadi perang Yarmouk antara pasukan Muslimin dengan pasukan Romawi.

Sebagaimana kebiasaan bangsa Arab bahwa sebelum perang dimulai, selalu diadakan adu tanding, dalam hal ini antara panglima tertinggi Romawi, Gregorius Theodorus dengan panglima perang kaum Muslimin, Khalid bin Al-Walid.

Diceritakan, ketika terjadi adu tanding itu, Theodorus bertanya tentang gelar ‘Syaifullah” yang disematkan kepada Khalid, kemudian melebar bertanya tentang dakwah Islam kepada non-Muslim secara umum. Maka, Khalid menjawab bahwa dakwah Islam dilakukan dengan damai apabila non-Muslim menerimanya, kemudian jika tidak menerima, maka berkewajiban mereka untuk membayar jizyah. Namun apabila masih menolak, maka nyata-nyata mereka telah menabuh genderang perang kepada kaum Muslimin, sehingga umat Islam tidak boleh tinggal diam.

Dari jawaban yang sejuk inilah kemudian membuat Theodorus mengucapkan dua kalimat syahadat. Pada perang itu pula, Theodorus menemu ajalnya sebagai seorang Muslim yang percaya dengan kerasulan Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Itulah bukti bahwa Islam di masa lalu pun tidak disebarkan melalui pedang.

Tapi justru banyak media-media sekuler yang memandang bahwa Islam disebarkan dengan pedang tanpa mau menelaah lebih jauh bagaimana penyebaran Islam yang sesungguhnya. Kalaupun ada yang menelaah lebih jauh, hanya untuk mencari kesalahan yang sesungguhnya tidak akan pernah ditemui di dalam Islam. Sebuah sikap tanpa dasar dan penuh kebohongan sejarah serta sebuah bentuk Islamophobia gaya baru.

Perhatikan pula perkembangan Islam saat ini, menurut catatan Plain Truth Magazine, sebuah lembaga survey terkait perkembangan agama-agama besar di dunia, dinyatakan pula dalam Readers Digest Almanac Year Book, 1994, selama tahun 1934-1984, agama yang perkembangannya paling pesat di dunia adalah agama Islam, dengan catatan 235%, bahkan perkembangan umat Kristiani tidak lebih 47%.

Perlu diketahui bahwa periode yang disebutkan itu adalah di mana telah terjadi Perang Dunia II (1939-1945) antara Blok Barat terdiri dari , Uni Sovyet, Inggris, Belanda, Perancis dan Portugis berperang dengan Blok Timur terdiri dari Jerman, Jepang dan Italia. Terjadi pula Perang Dingin antara AS-Uni Sovyet (1950-1990an) yang semuanya tidak ada kaitannya dengan penaklukan Islam terhadap non-Muslim.

Inilah bukti bahwa Islam disebarkan dengan rahmat tanpa adanya paksaan melalui pedang sebagaimana yang sering kita dengar, kita lihat, kit abaca dari media-media yang memang berusaha mendiskreditkan Islam.

Pemain Bola Muslim di

Apabila kita lihat lebih seksama lagi, perkembangan Islam di Amerika dan Eropa merupakan yang paling pesat untuk saat ini dibandingkan dengan benua-benua yang lainnya. Perkembangan Islam di benua biru itu sesungguhnya telah lama terjadi. Di awali ketika terjadi ekspansi yang dilakukan Thariq bin Ziyad beserta Musa bin Nushair pada tahun 711 M untuk menolong masyarakat Andalusia (sekarang Spanyol) dari kekejaman pemerintah setempat yang dipimpin oleh Raja Roderick.

Pun demikian ketika Islam masuk ke Vienna (sekarang Wina, Austria), ditempuh dengan cara-cara yang damai, perkembangan Islam di Konstantinopel (sekarang Istanbul, Turki) yang kemudian umat Islam mampu merubah wajah baru peradaban Eropa menjadi lebih humanis ketimbang dengan peradaban sebelumnya yang haus akan darah dan terjadi intimidasi terhadap beberapa kalangan bawah.

Sehingga tidak heran ketika kaum Muslimin memasuki Andalusia untuk yang kedua kalinya oleh Abdurahman Ad-Dakhil tahun 750 M, masyarakat Andalusia menerima dengan tangan terbuka.

Abdurahman Ad-Dakhil beserta masyarakat Andalusia, khususnya di wilayah Cordoba kemudian menjelma menjadi sebuah komunitas masyarakat yang sarat dengan kebersamaan dan kerukunan. Tak heran, Daulah Bani Umayyah jilid II (750-1031 M) yang diprakarsai Ad-Dakhil mampu bertahan hingga hampir 4 abad lamanya.

Lebih dari itu, perkembangan Islam di Eropa saat bahkan telah merasuki elemen-elemen penting dari kehidupan di sana, tak terkecuali di ranah sepak bola. Eropa terkenal dengan olahraga sepak bolanya, banyak pula pemain bola terkenal di tanah Eropa yang memilih untuk bergama Islam, nama-nama terkenal seperti Karim Benzema, Zinedine Zidane (Liga Primer Spanyol, BBVA), Mesut Ozil, Riyad Mahrez, Demba Ba (Liga Primer Inggris, Premier League) dan Frank Ribery (Liga Primer Jerman, Bundesliga) serta Rudi Garcia (Liga Primer Italia, Serie-A) dan masih banyak lagi. Pedang mana yang memaksa mereka untuk memeluk Islam?

Ini bukti lain bahwa Islam tidak disebarkan dengan kekerasan, sebagaimana klaim sebagian pihak yang mengatakan bahwa Islam disebar dengan kekerasan dan kebencian. Semoga kita semua diberi kesabaran dan keluasan ilmu, sehingga kita bisa menyampaikan Islam yang rahmat ini dengan bijak. Wallahu Ta’ala A’lam. (P011/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor: bahron

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.