Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sabar, Bekal Da’i yang Mesti Diperhatikan

Bahron Ansori - Sabtu, 19 Oktober 2019 - 13:52 WIB

Sabtu, 19 Oktober 2019 - 13:52 WIB

9 Views

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

Seorang da’i mesti bersabar atas setiap dakwah yang ia lakukan. Ia juga harus sabar atas setiap pesan yang ia dakwahkan, sabar terhadap orang yang menentang dakwahnya dan sabar untuk semua rintangan yang datang menghadang.

Seorang da’i harus bersabar dan berupaya menetapi kesabaran di dalam berdakwah, jangan sampai ia berhenti atau jenuh, tapi ia harus tetap terus berdakwah ke jalan Allah  dengan segenap kemampuannya. Terlebih di dalam kondisi di mana berdakwah akan lebih bermanfaat, lebih utama dan lebih tepat, maka ia harus benar-benar bersabar di dalam berdakwah dan tidak boleh jenuh, karena seorang manusia bila dihinggapi kejenuhan, maka ia akan letih dan meninggalkan (dakwah).

Namun, bila ia menetapi kesabaran di atas dakwahnya, ia akan meraih pahala sebagai orang-orang yang sabar di satu sisi, dan di sisi lain ia akan mendapatkan kesudahan yang baik. Allah Ta’ala berfirman,

Baca Juga: Khutbah Jumat: Jalan Mendaki Menuju Ridha Ilahi  

تِلْكَ مِنْ أَنْبَآءِ الْغَيْبِ نُوحِيهَآ إِلَيْكَ مَا كُنتَ تَعْلَمُهَآ أَنتَ وَلاَ قَوْمُكَ مِن قَبْلِ هَـذَا فَاصْبِرْ إِنَّ الْعَـقِبَةَ لِلْمُتَّقِينَ

“Itu adalah di antara berita-berita penting tentang hal yang ghaib yang kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; Sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Qs. Huud : 49)

Seorang da’i tetap harus bersabar atas segala hal yang merintangi dakwahnya berupa sanggahan dan bantahan, karena setiap manusia yang menjadi da’i di jalan Allah Ta’ala pastilah akan menghadapi rintangan,

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِىٍّ عَدُوّاً مِّنَ الْمُجْرِمِينَ وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِياً وَنَصِيراً

“Dan seperti itulah, Telah kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong.” (Qs. al-Furqan : 31)

Setiap dakwah yang benar, pasti akan menghadapi orang yang merintangi, menghalangi, membantah dan menebarkan keragu-raguan. Namun, wajib bagi seorang da’i bersabar menghadapi segala sesuatu yang merintangi dakwahnya. Meskipun dakwahnya disifati dengan dakwah yang salah atau batil, sedangkan ia mengetahui bahwa dakwahnya itu berasal dari Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam, maka ia tetaplah harus bersabar.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Akhir Kehancuran Negara Zionis

Ini bukan artinya seseorang juga harus bersabar atas apa yang ia katakan atau ia dakwahkan walaupun telah jelas baginya kebenaran. Karena barangsiapa yang tetap bersikeras dengan apa yang ia dakwahkan padahal telah jelas baginya kebenaran, maka ia serupa dengan orang yang Allah firmankan :

يُجَـادِلُونَكَ فِي الْحَقِّ بَعْدَمَا تَبَيَّنَ كَأَنَّمَا يُسَاقُونَ إِلَى الْمَوْتِ وَهُمْ يَنظُرُونَ

“Mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah jelas (bahwa mereka pasti menang), seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab-sebab kematian itu).” (Qs. al-Anfaal : 6)

Berbantahan tentang kebenaran sesudah jelas bahwa adalah sifat yang tercela, Alloh berfirman tentang orang yang disifatkan demikian,

وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَآءَتْ مَصِيرا

“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang Telah dikuasainya itu dan kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (Qs. an-Nisaa` : 115).

Baca Juga: Khutbah Jumat: Memberantas Miras Menurut Syariat Islam

Seorang da’i harus juga bersabar atas segala aral rintangan yang menghadang, karena seorang da’i itu pasti akan dihalang-halangi baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan. Lihatlah para Rasul Shalallahu ‘alaihi wasallam yang dihalang-halangi dengan perkataan dan perbuatan. Allah Ta’ala berfirman,

كَذَلِكَ مَآ أَتَى الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ مِّن رَّسُولٍ إِلاَّ قَالُواْ سَـحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ

“Demikianlah tidak seorang rasulpun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila.” (Qs. adz-Dzaariyaat : 51)

Semoga Allah Ta’ala menguatkan kesabaran para da’i yang sudah mengambil peran dalam mendakwahkan Islam, wallahua’lam.(A/RS3/P1)

 

Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyongsong Bulan Solidaritas Palestina

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Dunia Islam
Sosok
Sosok
Tausiyah