Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SALEH SERUKAN DIALOG UNTUK AKHIRI PERANG DI YAMAN

Rudi Hendrik - Ahad, 26 April 2015 - 17:28 WIB

Ahad, 26 April 2015 - 17:28 WIB

513 Views

Mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh. (Foto: Reuters)
Mantan Presiden Yaman <a href=

Ali Abdullah Saleh. (Foto: Reuters)" width="300" height="169" /> Mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh. (Foto: Reuters)

Sanaa, 7 Rajab 1436/26 April 2015 (MINA) – Mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, mendesak kelompok pemberontak untuk melaksanakan keputusan Dewan Keamanan PBB dengan imbalan berhentinya serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi.

“Saya menyeru Ansarullah (pemberontak Houthi) untuk menerima semua keputusan Dewan Keamanan PBB dan melaksanakannya dengan imbalan penghentian agresi pasukan koalisi,” kata Saleh dalam sebuah pernyataan Jumat yang dibacakan atas namanya di saluran televisi swasta miliknya, Yemen Today yang berbasis di Sanaa.

“Saya mendesak mereka dan semua orang untuk menarik diri dari semua provinsi, terutama Aden,” katanya merujuk kota utama selatan di mana pertempuran terus berkecamuk antara kedua pasukan saingan, Al Arabiya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad (26/4)

Sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB bulan ini memberlakukan embargo senjata terhadap para pemimpin milisi Houthi, termasuk anak Saleh sendiri Ahmed Saleh.

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Resolusi juga menuntut Houthi menarik diri dari lembaga pemerintah yang mereka kuasai ketika mereka menyerbu ibukota Sanaa pada September.

Saleh yang masih memegang kekuasaan atas unit tentara yang bersekutu dengan Houthi, menyambut resolusi PBB itu sebagai cara untuk “menghentikan pertumpahan darah” di Yaman. (T/P001/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Dunia Islam
Amerika
Dunia Islam
Palestina
Timur Tengah