Ain Sefra, MINA – Untuk yang ketiga kalinya dalam 37 tahun, badai salju langka kembali menutup gurun Sahara di Afrika.
Mengawali tahun baru, salju setinggi 15 inci menutupi area gurun yang panas di kota Ain Sefra Al Jazair pada Ahad (7/1) pagi, setelah pada tahun 2016 dan 2017, salju pernah menutupi area itu.
Untuk mengabadikan momen yang langka itu, para fotografer tidak ketinggalan mengambil banyak gambar di gurun berwarna cokelat kemerahan yang kontras dengan warna salju putih yang menutupinya.
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
Dilansir dari Daily Mail, Fotografer Karim Bouchetata mengungkapkan ketakjubannya melihat fenomena alama itu.
“Kami terkejut saat bangun melihat salju lagi. Dimulai sejak dini hari salju bertahan sampe jam 5 lima sore,” katanya.
Pada 2016, saat salju pertama kali terlihat menutupi area Sahara yang dikenal dengan julukan “Gerbang menuju Gurun” itu, warga sempat mengalami kepanikan karena jalan-jalan sekitarnya menjadi licin dan banyak kendaraan terjebak.
Januari 2017, salju kembali terlihat di gurun dan warga sudah bisa menikmati pemandangan langka itu kembali.
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant
Tepatnya pada 18 Februari 1979 salju terakhir kali terlihat menutupi area gurun itu, setelah sebelumnya badai salju terjadi selama satu setengah jam.
Ahli klimatologi menyebut fenomena tersebut sebagai tekanan badai di sepanjang Eropa yang mengarah ke utara Afrika.(T/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rusia Serang Ukraina Pakai Rudal Korea Utara