Gaza, MINA – Pasukan pendudukan Israel terus melakukan penghancuran sistematis terhadap fasilitas air dan sanitasi serta sistem pengelolaan limbah, menjadikannya metode baru untuk membunuh secara perlahan warga di Jalur Gaza.
Masalah sampah dan limbah, terutama di tempat pengungsian, tempat penampungan, dan rumah sakit, melebihi apa yang diungkapkan oleh laporan lokal dan internasional, sehingga meninggalkan dampak epidemiologis pada penduduk Jalur Gaza yang ingin diubah oleh Israel menjadi tempat yang tidak layak huni.
Hosni Muhanna, Koordinator Persatuan Kotamadya di Jalur Gaza, mengatakan, penumpukan lebih dari 300.000 ton sampah di jalan-jalan, gang-gang, dan sekitar kamp pengungsian, selain meluapnya air limbah di banyak tempat, telah menyebabkan dampak buruk, menjadi krisis nyata yang menandakan bencana kesehatan di Jalur Gaza, yang telah berada di bawah agresi Israel selama sembilan bulan.
Muhanna mencatat, kota-kota di Jalur Gaza menjadi tidak mampu menghadapi krisis ini, terutama mengingat agresi Israel yang terus berlanjut dan penargetan langsung yang disengaja terhadap awak kota dan fasilitas layanan.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Menurut Muhanna, kebocoran akumulasi limbah lindi pada suhu tinggi ke dalam tanah menyebabkan pencemaran air tanah, yang menandakan bencana nyata yang memerlukan kerja serius selama bertahun-tahun untuk mengatasi dampaknya.
Pemerintah Kota Gaza terus mengirimkan panggilan darurat dan peringatan tentang bahaya yang diakibatkan oleh penumpukan sampah di jalan-jalan dan pusat-pusat penampungan serta kurangnya bahan bakar dan mesin untuk mengumpulkan dan mengangkut sampah, terutama karena awak kota dilarang mencapai tempat pembuangan sampah utama, di daerah Juhr al-Dik, sebelah timur kota.
Pemerintah kota mengkonfirmasi dari 300.000 ton sampah yang terkumpul di Jalur Gaza, terdapat lebih dari 100.000 ton sampah yang berserakan di jalan-jalan Kota Gaza saja.
Pemerintah kota menyatakan agresi Israel, perang genosida, dan penghancuran sekitar 125 kendaraan kota, terutama kendaraan pengumpulan sampah, dan kegagalan mengalokasikan dan menyediakan bahan bakar untuk layanan ini menyebabkan kelumpuhan total yang berdampak serius pada kondisi kesehatan dan lingkungan.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Ia menambahkan, panas terik musim panas di Gaza menyebabkan limbah terbakar, menimbulkan emisi asap yang berbahaya bagi kesehatan, lingkungan, dan sistem pernapasan.
Pemerintah Kota Gaza menyerukan kepada semua pihak internasional dan pihak-pihak yang berkepentingan segera melakukan intervensi guna menyediakan bahan bakar dan mekanisme yang diperlukan untuk mengumpulkan limbah dan mengurangi bencana kesehatan dan lingkungan yang dialami kota tersebut.
Komite Darurat di kotamadya Khan Yunis di Jalur Gaza selatan memperingatkan tentang bencana kemanusiaan dan lingkungan yang akan segera terjadi, karena menipisnya solar dan bahan bakar yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pabrik limbah dan sumur air.
Komite tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan, hal ini akan membuat 1,2 juta penduduk dan pengungsi terkena risiko fatal dan penyakit akibat polusi dan meluapnya limbah di jalan-jalan.
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian
Sejak dimulainya agresi pendudukan Israel terhadap Jalur Gaza pada tanggal 7 Oktober tahun lalu, kendaraan kota telah menjadi sasaran dan dihancurkan, bahan bakar yang diperlukan untuk mengoperasikan mesin, generator, dan stasiun telah dilarang.
Sebelum agresi, krisis sampah ditangani melalui proyek pengelolaan sampah padat senilai $32 juta yang disponsori oleh Bank Dunia dan mitra donor, menurut laporan salah satu lembaga internasional yang bekerja di Gaza.
Proyek ini memberikan layanan penting yang memberi manfaat bagi hampir satu juta orang di Gaza selatan dan tengah melalui pembangunan tempat pembuangan sampah sanitasi Al-Fakhari (Sofa) yang baru, stasiun pemindahan sampah, fasilitas pengolahan limbah medis, dan pemulihan tiga tempat pembuangan sampah utama.
Laporan tersebut menekankan perlunya institusi pemerintah, mitra pembangunan, dan masyarakat untuk melakukan upaya terkoordinasi mewujudkan transformasi di sektor pengelolaan limbah padat guna menghindari bahaya lingkungan, berkontribusi dalam mitigasi dampak perubahan iklim, dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan kondisi kehidupan masyarakat Palestina. []
Baca Juga: IDF Akui Kekurangan Pasukan untuk Kendalikan Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)