Gaza, MINA – Seorang sandera Israel mengecam Perdana Menteri Benjamin Netanyahu karena bersikeras menolak mengakhiri perang genosida di Jalur Gaza.
Matan Zangauker, demikian tawanan itu mengidentifikasi dirinya, menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah video yang dipublikasikan oleh Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap bersenjata Hamas yang berbasis di Gaza, Sabtu (7/12). Press TV melaporkan.
“Kami sangat takut, saya dan teman-teman saya, akan hidup kami. Dan kami mati seribu kali setiap hari dan tidak seorang pun merasa kasihan kepada kami,” katanya, saat berbicara teruntuk Netanyahu lewat video.
Zangauker merupakan salah satu dari ratusan warga Israel yang ditangkap oleh kelompok perlawanan Gaza pada Oktober tahun lalu dalam operasi pembalasan bersejarah terhadap Israel, yang dilancarkan sebagai respons terhadap agresi mematikan yang telah berlangsung selama puluhan tahun terhadap warga Palestina.
Baca Juga: Jurnalis Radio Suara Al-Aqsa di Gaza Syahid Bersama Keluarganya
Sandera tersebut mengatakan ia “sangat kecewa” saat mengetahui bahwa alih-alih mengakhiri perang, Perdana Menteri Israel justru mengatakan ia akan membayar $5 juta kepada siapa pun yang mengembalikan sandera tersebut dengan selamat.
“Sekarang, saya yakin bahwa Anda tidak mengenal musuh Anda. Dan Anda tidak memahami mentalitas mereka. Dan ini adalah kegagalan Anda,” katanya.
Zangauker meminta mereka yang berada di wilayah pendudukan untuk tidak mengabaikan para sandera yang masih ditawan di Gaza.
“Kami masih hidup. Kami ingin kembali sebelum kami menjadi gila. Isolasi membunuh kami dan kegelapan di sini menakutkan.”
Baca Juga: Genosida Gaza: Per 2 April 2025 Sebanyak 50.423 Syahid, 114.638 Luka
“Namun, rezim di Tel Aviv membiarkan kami mati dan jatuh,” kata sandera tersebut.
Ia mengatakan, “tidak masuk akal” jika para sandera harus membayar harga atas “kesalahan” rezim. Ia menambahkan, “Sudah saatnya untuk mengakhiri penderitaan kami.” []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pasukan Israel Lakukan Pembantaian di Gaza, 40 Lebih Orang Syahid