Jakarta, MINA – Kasus minuman keras (miras) oplosan yang memakan banyak korban jiwa belakangan ini tidak hanya menjadi sorotan Polri, juga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Seperti diberitakan, polisi mengungkapkan ada 82 korban tewas akibat mengonsumsi miras oplosan di Jawa Barat dan DKI Jakarta. Data korban tewas miras oplosan di DKI berjumlah 31 orang.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meminta masyarakat untuk menjauhi miras.
“Saya ingin kesempatan ini digunakan untuk sosialisasi dan mengingatkan masyarakat untuk tidak mengonsumsi miras, apalagi miras oplosan,” ujar Sandiaga saat kunjungan ke Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (10/4).
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan
Menurut informasi yang ia dapat, seperti yang ditunjukkan di big data, konsumsi miras oplosan menjadi fenomena yang cukup masif dalam beberapa bulan ke depan.
Hal itu, kata dia, dipicu oleh tingkat stres yang tinggi di masyarakat dan orang dengan gangguan kejiwaan. Kesehatan jiwa dan kesejahteraan masyarakat yang menurun diperparah oleh lapangan kerja yang sulit.
“Kesejahteraan menurun maka dicari solusi miras yang murah. Jadi ini yang dioplos. Dan ini akan berbahaya sekali,” tandasnya.
Ia mengaku tren konsumsi miras oplosan meningkat. Ia mendapat laporan dari tiap kecamatan di DKI Jakarta ada 15 sampai 20 pesta miras oplosan setiap akhir pekan.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Mengatasi masalah sosial ini, Sandi mengatakan Pemprov DKI menggunakan big data analytic untuk mengindentifikasi lokasi orang-orang yang memiliki gangguan kesehatan jiwa tinggi.
“Kita bisa bidik dengan pengawasan yang lebih baik,” tandasnya. (L/R11/RS3)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan