Sidoarjo, MINA – Seorang santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, bernama Nur Ahmad, terpaksa menjalani amputasi di lokasi kejadian setelah tertimpa reruntuhan bangunan pondok yang ambruk, Senin (29/9) malam.
Peristiwa tragis itu terjadi saat bangunan tiga lantai ponpes mendadak roboh dan menimpa sejumlah orang di dalamnya. Ahmad yang berada di lokasi nahas, terjebak dengan lengan tertindih beton. Tim penyelamat yang berupaya mengevakuasi berulang kali menemui kesulitan karena beban reruntuhan yang berat dan berisiko memperburuk kondisi korban.
Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi, dr. Larona Hydravianto, ikut terlibat langsung dalam operasi penyelamatan tersebut. Ia menjelaskan, keputusan amputasi diambil demi menyelamatkan nyawa Ahmad.
“Beliau (Direktur rumah sakit) menginformasikan ke saya bahwa ada satu pasien yang masih hidup, tetapi lengannya tertimpa reruntuhan bangunan, beton begitu, sehingga tim kesulitan untuk mengevakuasi,” ujar Larona dalam wawancara dengan media, Jumat (3/10).
Baca Juga: 400 Personel Tim SAR Dikerahkan untuk Pecarian Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny
“Sudah beberapa kali dicoba untuk mengangkat beton tersebut, namun sangat sulit dan berisiko besar memperburuk keadaan korban. Maka tindakan amputasi di tempat harus dilakukan untuk menyelamatkan nyawanya,” tambahnya.
Hingga saat ini, tim medis dan relawan masih melakukan penanganan darurat terhadap para korban reruntuhan ponpes, sementara proses evakuasi terus berlangsung. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Puluhan Keluarga Santri Al Khoziny Desak Petugas Percepat Evakuasi Korban