Jakarta, MINA – Sastrawan legendaris Indonesia, Taufik Ismail membacakan puisi berjudul “Palestina, Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu” dalam acara Seminar dan Pameran bertema “Semangat Gaza untuk Bela Masjidil Aqsa”. Acara tersebut digelar di Aula HB Jassin, kompleks Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (12/6).
Taufik Ismail dikenal dengan karya-karyanya yang sarat dengan nilai kemanusiaan, tampil dengan penuh khidmat, menyuarakan kepeduliannya terhadap perjuangan rakyat Palestina. Dalam pembacaan puisinya, Taufik menegaskan pentingnya solidaritas dunia terhadap Palestina, khususnya dalam mempertahankan Masjidil Aqsa sebagai kiblat pertama umat Islam.
Ia didampingi oleh Jamal D. Rahman, seorang sastrawan sekaligus wartawan yang turut memberikan pandangan mendalam terkait peran seni dan sastra dalam menyuarakan keadilan dan kemanusiaan.
Seminar ini diselenggarakan oleh Aqsa Working Group (AWG), sebuah organisasi yang fokus pada advokasi pembelaan Masjidil Aqsa dan mendukung perjuangan rakyat Palestina. Selain pembacaan puisi, acara ini juga menampilkan pameran foto dan karya seni yang menggambarkan situasi perjuangan rakyat Gaza.
Baca Juga: Prabowo Umumkan Kenaikan Gaji Hakim Hingga 280 Persen
Aula HB Jassin, tempat berlangsungnya acara, merupakan bagian dari kompleks Taman Ismail Marzuki yang dikenal sebagai pusat seni dan budaya di Jakarta. HB Jassin sendiri adalah seorang kritikus sastra terkemuka Indonesia yang karyanya banyak memberikan pengaruh besar dalam perkembangan dunia sastra tanah air.
Sementara itu, Aqsa Working Group (AWG) adalah organisasi yang berdedikasi untuk menyuarakan perjuangan pembebasan Palestina dan melindungi Masjidil Aqsa. AWG secara rutin mengadakan seminar, kampanye, dan aksi kemanusiaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu Palestina.
Melalui acara ini, AWG berharap dapat memperkuat semangat solidaritas masyarakat Indonesia untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina, baik melalui aksi nyata maupun karya seni. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dewan Pers: Media Hadapi Tantangan Objektivitas dalam Isu Palestina