Satu Juta Muslim Rohingya Rayakan Idul Adha

Cox’s Bazar, MINA – Hampir satu juta Muslim Rohingya merayakan Idul Adha pada hari Rabu (22/8) di kamp pengungsi terbesar di dunia.

Di Kutupalong, permukiman bukit raksasa yang dijejali ratusan ribu pengungsi, umat Muslim, termasuk anak-anak tampak berjalan di lorong-lorong yang kotor. World Bulletin melaporkan.

Bagi mereka, ini adalah Idul Adha pertama sejak pengusiran mereka dari Myanmar setahun lalu. Tindakan dan perlakuan kekerasan yang disebut oleh pejabat AS dan PBB sebagai pembersihan etnis.

Militer Myanmar, didukung milisi Buddha bersenjata, mulai menyapu desa-desa Rohingya pada bulan Agustus 2017, beberapa hari sebelum perayaan Idul Fitri berlangsung.

Sayed Hussain menghabiskan Idul Fitri tahun lalu dengan bersembunyi di perbukitan Rakhine State setelah melarikan diri dari serangan di desanya.

Baca Juga:  Kanada Serukan Warganya Segera Tinggalkan Libanon

“Kami tidak bisa mengorbankan sapi di sana. Kami tidak punya makanan untuk dimakan. Kini di Bangladesh kami bisa menyembelih sapi. Puji syukur dan terima kasih kepada Allah,” katanya.

Mohammad Jasim, seorang pengungsi berusia 16 tahun yang lahir dan dibesarkan di kamp Kutupalong, bersyukur keluarganya di Myanmar telah melarikan diri dari kekerasan tahun lalu untuk bergabung dengan keluarganya di Bangladesh.

“Idul Fitri tahun ini jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Semua kerabatku ada di sini, jadi kami senang,” ujarnya.

Sementara itu, Di Cox’s Bazar dekat perbatasan Bangladesh-Myanmar, di mana kamp-kamp jinak menampung generasi pengungsi Rohingya yang diusir dari Myanmar barat, ada banyak kebutuhan, dan hanya sedikit yang bisa digunakan.

Baca Juga:  PBB Ingatkan Ancaman Bencana Perang Israel-Hizbullah Lebanon

Anak-anak di pengungsian dengan pakaian yang ada ikut bergembira merayakan Idul Adha.

“Di sini, kami ayah kami tidak punya uang untuk membeli pakaian baru, tapi kami senang” kata anak berusia 15 tahun di kamp Jamtoli, permukiman bagi para pengungsi yang baru tiba.

Pedagang ternak Bangladesh, Aktar Hussain mengaku terjadi peningkatan pembelian hewan kurban untuk bantuan pengngsi.

“Tahun lalu, saya menjual 15 ekor sapi. Tahun ini, saya sudah menjual 50,” ujarnya. (T/RS2/B05)

Mi’raj News Agency (MINA)