Grozny, MINA – Lebih dari satu juta orang berkumpul di Chechnya, Rusia pada hari Senin (4/9) untuk memprotes penganiayaan pemerintah Myanmar terhadap Muslim Rohingya, menurut Kementerian Dalam Negeri Rusia.
Pengunjuk rasa di Grozny, ibu kota Chechnya, membawa plakat dan spanduk yang menuntut diakhirinya pembunuhan orang-orang tak berdosa di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, yang pada akhir bulan lalu pasukan keamanan Myanmar melancarkan tindakan keras terhadap Muslim Rohingya.
“Hentikan Genosida di Myanmar”, “Hentikan Genosida Muslim Rohingya”, dan “Hentikan Pembunuhan Muslim Myanmar,” kata tulisan di spanduk, Anadolu melaporkan.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Rusia sekitar 1,1 juta orang, termasuk ribuan dari wilayah tetangga, berkumpul dalam demonstrasi tersebut, yang diakhiri dengan Salat Zuhur di Masjid Grozny, yang juga dikenal sebagai Jantung Chechnya.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Sejak dimulainya tinddakan keras militer terhadap komunitas Rohingya di Rakhine pada 25 Agustus, ribuan Muslim Rohingya telah melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh.
“Sebanyak 87.000 pengungsi Rohingya tiba di Bangladesh dalam 10 hari terakhir terakhir,” kata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Senin.
Laporan media mengatakan pasukan keamanan Myanmar telah menggunakan kekuatan yang tidak proporsional, menggusur ribuan warga desa Rohingya, dan menghancurkan rumah mereka dengan mortir dan senapan mesin.
Wilayah itu telah menjadi titik panas ketegangan yang merebak antara populasi Buddha yag Mayoritas di Myanmar dan Muslim sejak kekerasan komunal meletus pada tahun 2012.
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
PBB dalam laporannya mengatakan tindakan keras militer yang diluncurkan Oktober lalu di Maungdaw, tempat warga Rohingya menjadi komunitas mayoritas, telah berujung pada pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
PBB mendokumentasikan kasus pemerkosaan massal, pembunuhan – termasuk bayi dan anak kecil – pemukulan brutal, dan penghilangan nyawa paksa. Perwakilan Rohingya mengatakan sekitar 400 orang dibunuh selama tindakan keras tersebut. (T/R11/P2)
Mi’raj Islamic News Agency
Baca Juga: PBB: Serangan Israel ke Suriah Harus Dihentikan