IIBF.jpg" alt="" width="1280" height="968" />
Jakarta, MINA – Ketua Asosiasi Penulis Indonesia “Satu Pena” Nasir Tamara meminta Pemerintah Indonesia untuk lebih memperhatikan kesejahteraan penulis.
“Pemerintah harus memperhatikan penulis-penulis karena mereka memiliki peran signifikan dalam memajukan literasi di tengah masyarakat,” ujar Nasir saat mengisi acara Indonesia International Book Fair (IIBF) 2017 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Kamis (7/9).
Pernyataan Nasir keluar menyusul adanya keluhan dari salah satu penulis buku produktif, Tere Liye melalui akun media sosialnya berisi soal tingginya pajak dari pemerintah.
Baca Juga: Lima Pemancing Hilang di Perairan Tanjung Emas Semarang, Dua Ditemukan Tewas
Dalam hitungannya, penulis disebut menjadi pembayar pajak paling tinggi dibandingkan pekerjaan lainnya, seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS) hingga pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Penulis buku membayar pajak 24 kali dibanding pengusaha UMKM dan dua kali lebih banyak dibanding profesi pekerjaan bebas,” kata Tere.
Selain tarif pajak tinggi, ia juga mengeluhkan ketidakadilan pajak yang diterapkan pemerintah sebab, pajak penulis langsung ditarik oleh penerbit sehingga tidak bisa ditutupi.
Sedangkan, banyak pekerjaan bebas lain seperti, artis dan pengacara yang kerap menyembunyikan penghasilan dan tak menyetorkan pajak.
Baca Juga: KPK Dalami Dugaan Kuota Haji Tambahan untuk Anggota DPR
“Artis, pengusaha, lawyer, wah, itu sih mudah sekali untuk menyembunyikan berapa penghasilan sebenarnya. Penulis tidak bisa,” imbuh Tere. (L/R06/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Wartawan Senior: Tulisan Bernas Lahir dari Bacaan, Latihan, Diskusi dan Terima Kritik