Riyadh, 23 Rabi’ul Akhir 1436/13 February 2015 (MINA) – Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Saud Al-Faisal menegaskan, tidak ada masalah antara pemerintahnya dan Ikhwanul Muslimin (IM) yang dilarang di Mesir.
Para pengamat melihat pernyataan pemerintah baru Arab Saudi ini, memperagakan pergeseran kebijakan Saudi terhadap Mesir pasca kematian Raja Abdullah bulan lalu, sebab Mesir telah menyatakan IM sebagai organisasi teroris terlarang. Demikian Middle East Monitor (MEMO) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat.
Sebelumnya Raja Abdullah bin Abdulaziz, telah mendukung militer Mesir dipimpin Jendral Abdel Fattah El-Sissi menggulingkan Presiden Mesir terpilih Mohamad Mursi dan mendukung penguasa militer baru Mesir Jendral Abdel Fattah El-Sissi, yang kemudian jadi Presiden.
Arab Saudi juga mendukung keputusan Jenderal El-Sissi yang menyatakan Ikhwanul Muslimin organisasi teroris. IM adalah pendukung utama Presiden Mursi yang digulingkan militer.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Beberapa hari yang lalu, surat kabar Rassd melaporkan serangan terhadap Arab Saudi dan pemerintah barunya, yang dilancarkan oleh aktivis Koptik Majdi Khalil yang mendukung kudeta militer di Mesir.
Malahan surat kabar Al-Riyad sampai menulis, bahwa Kerajaan Arab Saudi akan habis, jika tidak membayar uang untuk Mesir. Karena menurutnya, kudeta militer yang membawa Abdel Fattah Al-Sissi berkuasa di Kairo, dibiayai Pemerintah Saudi dengan bayaran 8,6 milyar dolar AS yang diserahkan pada 2014.
Pengamat Mesir untuk HAM dan Kebebasan sebelumnya mengutip sumber-sumber informasi di Arab Saudi, yang mengungkapkan adanya kemarahan di kalangan para Pangeran Saudi (royal family) atas besarnya dukungan yang selama ini diberikan untuk Mesir, sehingga banyak merugikan kepentingan dan citra Arab Saudi. (T/P004/P2)
Mir’aj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza