Riyadh, 5 Ramadhan 1435/3 Juli 1435 (MINA) – Arab Saudi mengerahkan 30.000 tentara untuk disiagakan di perbatasannya dengan Irak, setelah tentara Irak menarik diri dari daerah itu, lapor televisi al-Arabiya, Kamis.
Perusahaan minyak utama Saudi berada 800-km (500 mil) di perbatasan Irak, tempat oposisi dan kelompok militan Irak merebut wilayah-wilayah disekelilingnya.
Mengutip dari Wordbulletin, Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan , Raja Abdullah telah memerintahkan semua langkah yang diperlukan untuk melindungi kerajaan terhadap potensi “ancaman oposisi Irak”.
Al-Arabiya juga mengatakan pada situsnya, pasukan Saudi kini berkonsentrasi penuh di erbatasan Irak, sementara bantuan kepada oposisi Surian dihentikan.
Baca Juga: Tinjau Pengerahan Militer, Netanyahu Kunjungi Wilayah Suriah yang Diduduki
Media itu juga mengklaim telah memperoleh video yang menunjukkan 2.500 tentara pemerintah Irak di gurun timur kota Karbala telah ditarik kembali dari perbatasan.
Militer Irak menghimbau seluruh jajarannya untuk berhenti memposting rekaman videonya untuk menghindari pelacakan oleh tentara oposisi.
Sejak 9 Juni 2014 lalau, pasukan oposisi dari Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) menguasai sebagian besar kota. Diperkirakan 1.300 pasukan bersenjata merebut kantor pemerintahan Provinsi Nineveh, fasilitas militer, dan Bandar Udara Internasional Mosul.
Sementara itu, 500.000 warga kota Mosul telah melarikan diri dari kota. Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki memberlakukan keadaan darurat nasional segera setelah serangan tersebut. Meskipun sedang dilanda krisis keamanan, Parlemen Irak tidak memperbolehkan Maliki untuk menyatakan keadaan darurat. (T/P07/P04 )
Baca Juga: Israel Serang Markas AL Rusia di Suriah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)