Gaza, 24 Ramadhan 1436/11 Juli 2015 (MINA) – Seorang juru bicara untuk sayap-sayap militer gerakan Palestina di Gaza mengatakan, Jumat (11/7), “tidak akan membiarkan” Israel menghindari tanggungjawabnya seperti yang disepakati dalam perjanjian gencatan senjata yang mengakhiri agresi Israel di Jalur Gaza musim panas tahun lalu.
Pada konferensi pers yang digelar di Alun-alun Prajurit Tak Dikenal di Gaza, dalam rangka memperingati satu tahun agresi Gaza, juru bicara mengatakan, perilaku Israel setelah perjanjian gencatan senjata terkesan “mengulur-ulur waktu” yang “tidak berguna.”
Juru bicara itu menyebutkan sebagai contoh, Otoritas Pendudukan Israel tidak menindaklanjuti janji-janji untuk meringankan blokade Jalur Gaza serta tidak memberi kemudahan untik masuknya bahan-bahan bangunan ke Jalur Gaza untuk rekonstruksi.
Dalam konferensi tersebut, juru bicara perlawanan Palestina menegaskan, fihak perlawanan telah melakukan, “peningkatan kemampuan militernya, dan telah melakukan banyak persiapan untuk pertempuran berikutnya.”
Baca Juga: Dua Tentara Zionis Israel Tewas di Gaza, Salah Satunya dari Komunitas Druze
Dia menambahkan gerakan-gerakan perlawanan kini lebih siap daripada sebelum perang Gaza tahun lalu.
Perjanjian gencatan senjata musim panas lalu, juga menetapkan Israel akan segera memperluas zona perikanan lepas pantai Gaza untuk nelayan-nelayan Palestina, yang memungkinkan nelayan untuk berlayar sejauh enam mil laut dari pantai, dan akan terus memperluas pembukaan daerah yang diblokade secara bertahap.
Nyatanya ada laporan luas bahwa pasukan Israel masih menembaki nelayan dalam batas-batas baru, dan hingga kini zona belum diperluas.
Selanjutnya, hanyalah kurang dari satu persen dari bahan bangunan yang dibutuhkan untuk rekonstruksi telah diizinkan masuk ke Gaza sejak gencatan senjata, menurut laporan Badan Amal Internasional Christian Aid.
Baca Juga: Israel Lancarkan Serangan ke Beirut Beberapa Jam Sebelum Gencatan Senjata
Pernyataan sayap militer gerakan Palestina di Gaza ini dikeluarkan setelah Komisi PBB dalam Penyelidikan Konflik Gaza 2014melaporkan pada Juni, penembakan ribuan roket dan mortir “sembarangan” ke wilayah pendudukan Israel tampaknya telah dimaksudkan untuk “menyebarkan teror” di kalangan warga sipil dan tuduhan melakukan kejahatan perang.
Laporan itu juga mengecam kejahatan perang di pihak Israel, mengutip “demikian besarnya persenjataan ” yang digunakan Israel dalam agresi di Gaza. Israel meluncurkan lebih dari 6.000 serangan udara dan menembakkan 50.000 peluru artileri selama operasi 51 hari itu, menewaskan lebih dari 2.140 warga Palestina, sebagian besar dari mereka warga sipil
Brigade Al-Nasser Salah al-Din, Brigade Abu Ali Mustafa, Brigade Perlawanan Nasional, Brigade Abd al-Qader al-Husseini, Brigade al-Aqsha, Brigade al-Ansar, Brigade al-Saiqa dan Brigade Sayf Brigade al-Islam mengambil bagian dalam konferensi Jumat kemarin itu.(T/R05/P2)
Baca Juga: Breaking News: Israel Hezbollah Sepakati Gencatan Senjata
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Keledai Jadi Penyelamat Warga Gaza di Tengah Perang