Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebanyak 1.106 Pesantren Salafiyah Gelar Ujian

Widi Kusnadi - Senin, 8 Maret 2021 - 18:20 WIB

Senin, 8 Maret 2021 - 18:20 WIB

1 Views

Jakarta, MINA – Kalender pendidikan kesetaraan pada Pesantren Salafiyah sudah memasuki masa ujian sekolah, sebanyak 1.106 dari 1.651 Pesantren Salafiyah penyelenggara Pendidikan Kesetaraan secara bertahap menggelar ujian sekolah tahun pelajaran 2020/2021

Direktur PD dan Pontren Kementerian Agama  Waryono Abdul Ghafur menyatakan, Ujian Sekolah  berlangsung dalam rentang 1 Maret sampai 10 April 2021 dan jumlah ini terbagi dalam tiga jenjang, yaitu: Ulya, Wustha dan Ula dan tersebar di 31 provinsi.

“Ujian digelar untuk mata pelajaran agama dan mata pelajaran umum sesuai jenjang masing-masing,” jelas Waryono di Jakarta, Senin (8/3).

Kemudian, untuk mata pelajaran agama yang diujikan: Al-Qur’an & Hadis, Akidah Akhlak, Tarikh, Fikih, dan Bahasa Arab. Mata pelajaran umum yang diujikan: PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, IPA, dan IPS. Untuk jenjang Ulya jurusan IPA, ada pelajaran Kimia, Biologi, Fisika. Sedang untuk jenjang Ulya jurusan IPS, ada pelajaran ekonomi, geografi, dan sosiologi.

Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan 

Menurut Waryono, ujian sekolah akan diikuti 3.459 santri jenjang Ula (setara MI/SD), 26.719 santri Wustha (setara MTs/SMP), dan 12.570 santri Ulya (setara MA/SMA). “Jadi ada 42.748 santri yang telah terverifikasi dan tervalidasi melalui pangkalan data EMIS Pendidikan Islam dan Pusdatin Kemendikbud yang akan berpartisipasi pada ujian sekolah tahun ini,” jelasnya.

Waryono menambahkan, ujian sekolah ini dapat dilakukan dengan portofolio, penugasan, dan tes secara luring/daring. Ujian juga bisa digelar dalam bentuk kegiatan penilaian lain yang ditetapkan oleh satuan pendidikan sesuai dengan kompetensi yang diukur berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.

Ujian kesetaraan ini merupakan ikhtiar Kemenag untuk mengukur capaian kompetensi lulusan santri dan mengukur sejauh mana kurikulum yang digunakan berkontribusi signifikan terhadap kemampuan santri,” lanjutnya. (R/SH/P1

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun

 

Rekomendasi untuk Anda

Breaking News