Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebanyak 15 Perusahaan Indonesia Dominasi Top 30 OIC Halal Products Companies 2023

Hasanatun Aliyah - Senin, 4 Desember 2023 - 13:36 WIB

Senin, 4 Desember 2023 - 13:36 WIB

3 Views

Jakarta, MINA – Sebanyak 15 Perusahaan produk halal Indonesia mendominasi Top 30 OIC Halal Products Companies 2023.

Capaian ini dirilis oleh Salaam Gateway bekerja sama dengan DinarStandard pada 30 November 2023. Rilis Top 30 OIC Halal Products Companies 2023 dilakukan berdasarkan keanggotaan Organization of Islamic Cooperation (OIC) atau Organisasi Konferensi Islam (OKI). Dari Top 30, sebanyak 15 perusahaan di antaranya berasal dari Indonesia.

“Atas nama BPJPH Kementerian Agama, saya bersyukur dan mengapresiasi capaian 15 perusahaan produk halal Indonesia yang masuk dan mendominasi separuh dari Top 30 OIC Halal Products Companies 2023.” ungkap Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Muhammad Aqil Irham, di Jakarta, Senin (4/12)

“Capaian ini merupakan prestasi yang membanggakan dari upaya penguatan ekosistem halal yang terus kita lakukan,” lanjutnya.

Baca Juga: Wapres Ajak Dai di ASEAN Fokus Dakwah Perkuat Umat

Dikutip dari laman Salaam Gateway, pemeringkatan Top 30 OIC Halal Products Companies 2023 menampilkan negara-negara utama di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Kawasan Teluk (GCC).

Perusahaan-perusahaan tersebut dinilai berdasarkan ekspor intra-OKI dan inisiatif pasar halal mereka. Top 30 OIC Halal Products Companies 2023 menampilkan gabungan 30 perusahaan yang telah mendominasi pasar domestik dan mempunyai posisi yang baik untuk memperjuangkan strategi pasar halal.

Dari 30 perusahaan tersebut, 15 adalah produsen makanan halal, 10 bergerak di bidang farmasi, dan 5 bergerak di bidang kosmetik. Dari 30 perusahaan, separuhnya (15 perusahaan) merupakan perusahaan Indonesia. Malaysia berada di urutan kedua dengan lima perusahaan, diikuti oleh Arab Saudi (empat), Pakistan (dua), UEA (dua), Bangladesh (satu) dan Brunei (satu).

Laporan Salaam Gateway juga menyebutkan bahwa perusahaan-perusahaan produk halal di Asia Tenggara memegang posisi tertinggi dalam daftar tersebut. Sebab, produk mereka telah dimanfaatkan populasi Muslim yang besar.

Baca Juga: Jumat ke-40, Aksi Pro-Palestina di Yaman Dihadiri Jutaan Orang

Ini juga menunjukkan adanya peningkatan kesadaran konsumen akan halal, hubungan perdagangan regional dan peraturan yang kondusif dalam mengawasi industri halal lokal.

Laporan Salaam Gateway dan DinarStandard juga memastikan bahwa regulasi pemerintah (terkait Jaminan Produk Halal) yang mendukung sertifikasi halal produk makanan, obat-obatan, dan kosmetik, telah memberikan dampak positif bagi perusahaan produk halal, mendorong mereka untuk melayani 240 juta umat Muslim sebagai konsumen produk halal.

“Capaian produk halal Indonesia ini sejalan dan simultan dengan peningkatan signifikan jumlah produk bersertifikat halal, khususnya dalam 2 tahun terakhir. Ini membuktikan bahwa dominasi Indonesia dalam capaian Top 30 OIC Halal Products Companies 2023 ini tidak terlepas dari program akselerasi sertifikasi halal yang selama ini terus digulirkan oleh pemerintah Indonesia,” kata Aqil.

“Capaian ini tentu sangat kita syukuri. Namun untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat halal hub dunia, masih banyak yang harus dilakukan. Terutama dalam memperkuat ekosistem halal dan percepatan sertifikasi halal produk, termasuk produk usaha mikro dan kecil,” lanjutnya.

Baca Juga: Wapres Ma’ruf Amin Resmikan Forum Internasional Dai Asia Tenggara

Penguatan ekosistem industri halal dalam negeri, lanjutnya, juga harus terus dilakukan secara konsisten dan kolaboratif melibatkan berbagai pihak. Tujuannya, agar produk halal Indonesia tdak hanya mampu memenuhi kebutuhan produk halal domestik, namun juga mampu bersaing di pasar global dan meningkatkan nilai ekspor produk halal Indonesia ke luar negeri.

“Satu hal yang harus kita cermati adalah sekalipun pasar OKI mewakili mayoritas pasar konsumen makanan halal, obat-obatan dan kosmetik dengan nilai 1,595 triliun USD, data DinarStandard terbaru menunjukkan bahwa negara-negara non-OKI terus mendominasi ekspor produk halal ke negara-negara OKI,” papar Aqil.

“Tentu ini adalah capaian yang menggembirakan kita semua, sebagai satu langkah maju menuju Indonesia sebagai pusat produsen produk halal terbesar dunia pada 2024 nanti,” kata Aqil.

“Ini juga menjadi contoh bagi perusahaan yang belum bersertifikat halal untuk bersegera mengurus sertifikasi halal. Juga menjadi pelecut seluruh pihak dalam upaya percepatan sertifikasi halal dan penguatan ekosistem halal kita, termasuk juga pelaku usaha mikro dan kecil untuk menjamin produk halal dari hulu sampai hilir,” tambahnya.(R/R5/P2)

Baca Juga: BMKG: Prakiraan Hilal Bulan Safar pada 4 dan 5 Agustus

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda