Abuja, MINA – Sebanyak 18 orang tewas dalam serangan bersenjata di barat laut Nigeria, Kamis (3/1), ungkap pejabat setempat.
Akibat serangan ini, ratusan orang harus meninggalkan rumah mereka untuk mencari tempat aman, seperti dikutip dari AA.
Gubernur Zamfara Alhaji Abdulaziz Yari mengungkapkan korban luka-luka telah dibawa ke rumah sakit.
Pihak berwenang telah mengambil antisipasi keamanan di daerah-daerah rawan konflik.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Serangan bersenjata serupa kerap terjadi di provinsi mayoritas berpenduduk Muslim itu.
Komunitas penggembala nomaden etnis Fulani yang bermigrasi ke bagian selatan Nigeria telah dituduh mencuri hewan-hewan ternak dan menyerang penduduk petani lokal.
Kedatangan komunitas penggembala etnis Fulani ke wilayah selatan Nigeria diawali pada abad ke-18, saat seorang ulama bernama Sheikh Usman Dan Fodio yang mayoritas Kristiani.
Kekerasan antara penggembala dan petani menjadi masalah serius di Nigeria, terutama di kawasan agraris di mana kedua pihak sering saling menuduh.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Banyak pemerintah provinsi, seperti Benue, telah mencoba menyelesaikan pertikaian dengan mengeluarkan undang-undang anti penggembalaan. Namun yang para penggembala merasa aturan itu tidak adil.
Pengamat mengatakan konflik itu disebabkan perebutan lahan yang makin sengit karena berkurangnya sumber daya alam dan menipisnya kekayaan Danau Chad. (T/RS3/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu