Aceh Besar, MINA – Sebanyak 184 pengungsi Rohingya yang mendarat di Kuala Gigieng, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, Aceh ditempatkan di Gedung UPTD Dinsos Aceh di Desa Ladong Aceh Besar, sebagai tempat penampungan sementara.
Para imigran Rohingya melakukan aktivitas pagi menyuci dan berjemur, bahkan masih ada yang tidur-tiduran di tempat penampungan sembari menunggu sarapan pagi yang dibawa oleh petugas di UPTD tersebut.
Pada Selasa (10/1), petugas dari Kepolisian, UNHCR dan IOM, juga pihak karantina Provinsi Aceh mulai berdatangan sejak pukul 08.00 WIB untuk melakukan pendataan ulang dan pemeriksaan kesehatan bagi para imigran tersebut.
Sejumlah tenaga medis dari Karantina Aceh melakukan pemeriksaan antigen dan pengambilan sampel darah untuk diperiksa di laboraturium guna mendeteksi penyakit atau virus yang ada pada mereka.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Pemeriksaan kesehatan pertama dilakukan pada imigran perempuan. Dengan sistem antri pada kursi yang telah disediakan. Petugas memanggil satu per satu untuk dilakukan swab antigen dan pengambilan darah.
Sebanyak 184 pengungsi Rohingya yang terdampar di Aceh Besar terdiri dari 40 Anak-anak, 69 laki-laki dewasa dan 75 perempuan dewasa. Saat ini ada 241 total imigran rohingya yang ditampung di UTD dinsos Aceh yang merupakan gabungan dari gelombang satu yang mendarat di Desa Ladong pada 25 Desember 2022 dan pada 8 Januari 2023.
Kapolresta Banda Aceh Kombes Fahmi Irwan Ramli mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan BPBD Aceh Besar, imigrasi, UNHCR dan IOM dan berbagai pihak lainnya untuk penanganan imigran Rohingya tersebut.
Para pengungsi Rohingya yang terdampar di Aceh dikawal Brimob menuju lokasi penampungan. “Pelayanan kesehatan dan lainnya akan diurus oleh IOM, UNHCR dan Dinkes,” jelasnya seperti dilaporkan Elshinta.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Diketahui, satu pengungsi Rohingya yang terdampar di Aceh Besar tengah hamil. (R/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam