Athena, 21 Jumadil Awwal 1437/29 Februari 2016 (MINA) – Menteri Imigrasi Yunani mengatakan jumlah pengungsi yang terperangkap di negaranya bisa mencapai tiga kali lipat bulan depan, mencapai jumlah 70.000 orang.
“Kami memperkirakan bahwa di negara kita jumlah mereka yang terperangkap akan mencapai 50.000-70.000 orang bulan depan,” kata Yiannis Mouzalas pada hari Ahad (28/2), menambahkan bahwa saat ini ada 22.000 pengungsi di Yunani.
Lebih dari 6.500 orang berada di Idomeni kamp dekat perbatasan Yunani dengan Makedonia. Demikian Press Tv melaporkan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin.
Puluhan pengungsi memprotes pembatasan pada jalur kereta api di dekat kamp untuk mengekspresikan penentangan mereka terhadap penutupan pada penyeberangan perbatasan.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Jumlah pengungsi telah meningkat di kamp itu sejak pekan lalu setelah para pejabat perbatasan Macedonia menolak untuk menerima pengungsi Afghanistan dan diterapkan metode ketat untuk memeriksa dokumen Suriah dan Irak.
Austria dan negara-negara Balkan juga telah sepakat langkah-langkah untuk membatasi angka, sementara Hungaria berencana menggelar referendum mengenai apakah akan menerima kuota wajib pengungsi.
Slovenia, Kroasia, Serbia dan Macedonia memutuskan untuk memberlakukan batas 580 pengungsi memasuki tanah mereka setiap hari. Austria juga membiarkan hanya 80 pengungsi per hari dan akan memungkinkan 3.200 pengungsi ke negara transit setiap hari.
Kembali pada bulan September, menteri Uni Eropa sepakat untuk memindahkan 120.000 pengungsi dari Italia, Yunani dan Hungaria ke negara-negara Uni Eropa lainnya.
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
Ada kekhawatiran bahwa krisis pengungsi dapat menyebabkan runtuhnya Uni Eropa sebagai sebuah blok kesatuan negara-negara, karena belum seluruh anggotanya berhasil mengadopsi pendekatan umum untuk masalah pengungsi sejauh ini.
Yunani ingin negara-negara anggota selain Uni Eropa untuk menerapkan perjanjian yang ada untuk mengambil pengungsi tanpa penundaan lebih lanjut.
Eropa sedang menghadapi pengungsi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kebanyakan melarikan diri zona yang sarat dengan konflik di Afrika dan Timur Tengah, khususnya Suriah.
Banyak yang menyalahkan dukungan beberapa negara-negara Barat untuk militan yang beroperasi di Timur Tengah sebagai alasan utama di balik kepergian pengungsi dari negara asal mereka. (T/P002/P4)
Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)