Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebanyak 72 Pemuda dari 44 Negara Pelajari Seni dan Budaya Indonesia

Syauqi S - Rabu, 28 Maret 2018 - 20:40 WIB

Rabu, 28 Maret 2018 - 20:40 WIB

125 Views ㅤ

Wamenlu A.M. Fachir menyalami para penerima IACS dari 44 negara. (Foto: Syauqi/MINA)

Wamenlu A.M. Fachir menyalami para penerima IACS dari 44 negara. (Foto: Syauqi/MINA)

Jakarta, MINA – Sebanyak 72 pemuda dari 44 negara yang penerima Indonesian Arts and Culture Scholarship (IACS) tahun 2018 akan menyelami dan mempelajari budaya dan seni di berbagai derah di Indonesia.

IACS memasuki tahun keenam sejak diadakan oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia pada 2013 lalu.

Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir mengatakan program IACS berjalan sukses dari tahun ke tahun sejak diadakan dan telah melahirkan 776 alumnus dari puluhan negara di berbagai kawasan.

“Saya ucapakan selamat kepada Anda semua atas prestasi Anda terpilih sebagai penerima Indonesian Arts and Culture Scholarship tahun ini,” ujar Fachir saat upacara peresmian di Gedung Nusantara Kementerian Luar Negeri, Rabu (28/3).

Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu

Ia menjelaskan, sebanyak 72 penerima IACS tahun 2018 berasal dari 44 negara dengan lima negara peserta baru yaitu Benin, Ghana, Bangladesh, Bosnia Herzegovina, dan Kerajaan Yordania.

“Tentunya saya berharap negara yang mengikuti program beasiswa ini (ke depan) terus bertambah,” kata dia.

Fachir menyebut para penerima IACS sebagai wajah sejati era moderen karena merepresentasikan generasi muda dengan semangat dan keberanian untuk mempelajari hal-hal baru, membangun pertemanan dengan orang-orang baru, dan merangkul budaya baru.

“Kita percaya, tanpa keraguan, Anda semua, generasi mudah, memegang kunci masa depan umat manusia,” kata Fachi.

Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu

Ia menyebut peran pemuda sangat krusial di dunia yang penuh kebencian, ketidakpastian, dan diskiriminasi. Anak-anak muda bisa mendorong kaharmonian di tengah masyarakat mereka masing-masing.

Fachir menjelaskan program kepemudaan yang dijalankan pemerintah diarahkan untuk membangun jembatan agar masyarakat saling memahami dan belajar satu sama lain, bukan sekat pembatas. “Kita sangat membutuhkan jembatan, bukan tembok,” tandasnya.

Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Cecep Herawan menjelaskan 72 peserta IACS mewakili kawasan Asia, Afrika, Pasifik, Eropa, dan Amerika. Terdiri dari 39 perempuan dan 33 pria dengan rentang usia 21-27 tahun. Di antara mereka terdapat lima warga Indonesia asal Papua Barat, Maluku, Bengkulu, Yogyakarta, dan Jakarta.

“Penerima beasiswa tersebut dipilih dari sedikitnya 408 pendaftar dari 61 negara,” kata Cecep.

Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia

Setelah mengikuti program orientasi selama 4 pekan di Jakarta, mereka dalam  tiga bulan akan menetap dan belajar di enam provinsi atau kota yaitu Bali, Yogyakarta, Banyuwangi, Padang, Makassar, dan Kutai Kartanegara.

Selama kegiatan ini, para peserta bakal berkesempatan merasakan dan mengalami pengalaman untuk menyaksikan perayaan-perayaan agama dan budaya di Indonesia, termasuk saat Ramadhan.

Program IACS bertujuan untuk menumbuhkan budaya kerja sama, yang muncul dari kontak langsung dan berbagi budaya di antara orang-orang yang terlibat dalam program, yang mengarah ke hubungan diplomatik yang berkembang di kawasan dan di seluruh dunia. (L/R11/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

Rekomendasi untuk Anda