Canberra, 1 Dzulqaidah 1435/27 Agustus 2014 (MINA) – Kepala Intelijen Australia Australia Security Intelligence Organization (ASIO), David Irvine, Rabu, menyatakan sedikitnya 15 warga negara Australia yang bergabung dengan oposisi ISIS dan Jabhah Al Nusra telah tewas di Irak dan Suriah
” Dari 60 lebih warga Australia yang bergabung dengan pasukan oposisi itu, 15 diantaranya telah tewas,” kata David Irvine seperti dilaporkan Press TV diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Sementara itu, Perdana Menteri Australia, Tony Abbott mengumumkan, pemerintahannya akan mencegah warganya yang akan ke Irak dan Suriah karena dikhawatirkan akan bergabung dengan oposisi disana.
Pada video eksekusi wartawan Amerika oleh anggota ISIS, pelakunya diduga sebagai warga Australia yang bergabung dengan kelompok tersebut tahun lalu.
Baca Juga: Tewaskan 12 Orang, Israel Kembali Langgar Gencatan Senjata di Lebanon
ISIS telah menguasai beberapa wilayah Suriah dan Irak dan menguasai ladang minyak di daerah itu.
Anggota Dewan Ulama Arab Saudi, Syekh Sa’d Khatsalan mengatakan ulama-ulama senior sepakat bahwa organisasi Islamic State of Irak and Syam (ISIS) menyimpang dari ajaran Islam.
Kepada laman berita Harian Ar-Riyadh yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis, Syeikh Khatsalan menjelaskan kelompok yang menyebut kelompok militan ISIS salah dalam memahami Islam, syariat Islam, dan Jihad.
Menurut Syeikh Khatsalan, di antara bentuk penyimpangan yang mereka lakukan terlalu mudah menumpahkan darah dan melecehkan kehormatan seseorang.
Baca Juga: Trump Umumkan Tarif Ekspor RI ke AS Jadi 19 Persen
“Mereka menghalalkan darah muslimin. Membunuh muslim hanya karena melihat sesuatu yang dianggapnya syubhat. Mereka juga mudah mengkafirkan dan menilai perkara bid’ah. Mereka membolehkan melecehkan kehormatan seseorang. Inilah sifat-sifat nyata mereka,” terang Syeikh Khatsalan.
Aktivis kemanusiaan Agus Sudjatmiko mengatakan, organisasi ekstrim Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) merupakan propaganda Yahudi dan produk intelejin Zionis untuk membuat opini negatif terhadap syariat Islam.
“ISIS sengaja diciptakan oleh Zionis untuk membuat opini negatif terhadap nilai-nilai ajaran Islam, khususnya jihad dan khilafah,” kata Agus dalam diskusi Remaja Muslim bertema “Ada Apa Dibalik ISIS” di Jakarta, Sabtu.
Relawan yang pernah ke Bosnia dan Gaza, Palestina itu juga mengatakan salah satu cara musuh-musuh Islam untuk menjatuhkan Muslim dengan menguasai media dan intelejin.
Baca Juga: Pelapor Khusus PBB Desak Uni Eropa Hentikan Kemitraan dengan Israel
“Ada bukti pemimpinnya pernah dilatih oleh MOSSAD (agen intelijen luar negeri Israel) selama setahun,” paparnya.(T/P002/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Prabowo, Macron Bahas Penguatan Kerja Sama RI–Prancis dan Isu Palestina
Baca Juga: Warga Rakhine Jarah Properti Muslim Rohingya di Tiga Desa Maungdaw