Mosul, MINA – Sekitar 2.100 mayat warga sipil telah ditemukan di Mosul Barat sejak pemerintah Irak merebut kembali kota itu pada bulan Juni 2017.
Saad Hamid dari Kementerian Dalam Negeri Irak mengatakan pada Ahad (10/9), lebih dari 2.100 mayat ditemukan di antara rumah-rumah kota yang hancur.
Kota terbesar kedua di Irak itu menjadi medan operasi besar-besaran militer Irak terhadap kelompok Islamic State (ISIS) yang dimulai pada Oktober 2016 hingga Juni 2017. Kemenangan mutlak diraih pasukan Irak setelah seluruh kantong ISIS dikalahkan.
Upaya tim pertahanan sipil untuk mencari mayat-mayat dan korban selamat usai perang, terhambat oleh bom peninggalan ISIS dan masih adanya penembak jitu.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
“(Kami) kekurangan peralatan dan berbagai masalah keamanan, seperti anggota (ISIS) yang menembaki dari persembunyian, bunker, terowongan atau ruang bawah tanah,” kata Hamid. Demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA.
Pencarian mayat bisa berlanjut selama dua bulan lagi. Hamid mengharapkan bisa menemukan antara 400 hingga 500 mayat lagi dari puing-puing.
Kota Mosul hancur dalam operasi delapan bulan melawan ISIS yang memberikan perlawanan hebat terhadap serangan pasukan pemerintah.
Selama operasi itu, militan ISIS menggunakan bom improvisasi, ranjau, terowongan, dan penembak jitu untuk memperlambat kemajuan pasukan Irak, sementara warga sipil digunakan sebagai perisai manusia.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Pasukan Irak dibantu oleh serangan udara Koalisi anti-ISIS yang dipimpin Amerika Serikat.
PBB memprediksi, pembangunan kembali infrastruktur kota Mosul akan menghabiskan biaya sekitar US$ 1 miliar. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama