Riyadh, MINA – Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Hissein Brahim Taha menggarisbawahi penolakan mutlaknya terhadap rencana pemindahan paksa warga Palestina dalam agresi militer Israel ke Jalur Gaza Palestina yang menginjak hari ke-37 ini.
Dia menunjukkan bahwa solusi yang adil, abadi, dan komprehensif terhadap perjuangan rakyat Palestina memerlukan pendirian Negara Palestina merdeka dan berdaulat.
“Dengan perbatasan pada tanggal 4 Juni 1967, dan Al-Quds Al-Sharif sebagai ibu kotanya, berdasarkan resolusi legitimasi internasional dan Inisiatif Perdamaian Arab,” tegas Sekjen OKI pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab-Islam di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (11/11), sebagaimana keterangan resmi OKI.
Taha menyerukan penghentian segera, jangka panjang, dan komprehensif atas agresi militer Israel yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Selain itu, medesak membuka koridor kemanusiaan untuk menyalurkan bantuan dan kebutuhan penting ke Jalur Gaza secara memadai dan berkelanjutan, serta memberikan perlindungan internasional bagi rakyat Palestina.
Sekretaris Jenderal menegaskan bahwa KTT Arab-Islam ini diadakan untuk menegaskan solidaritas dan dukungan yang tak tergoyahkan bagi rakyat Palestina.
“Ini menjadi komitmen bersama kami terhadap tanggung jawab kami untuk mendukung tujuan utama kami, Perjuangan Palestina dan Al-Quds Al-Sharif,” pungkasnya.
KTT Luar Biasa Bersama Arab-Islam digelar di kota Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (11/11), membahas tentang agresi Israel terhadap rakyat Palestina.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
KTT dibuka oleh Putra Mahkota dan Perdana Menteri Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al-Saud, dengan partisipasi para pemimpin dan kepala pemerintahan serta kepala delegasi negara-negara anggota OKI dan Liga Arab.
Dalam pidatonya di KTT tersebut, Sekjen OKI juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang tulus kepada Kerajaan Arab Saudi, di bawah kepemimpinan Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, dan Putra Mahkota, Perdana Menteri, Pangeran Mohammed bin Salman Al Saud, atas undangan untuk menyelenggarakan KTT Luar Biasa ini.
Pada agresi militer Israel menginjak hari ke-37, sejak 7 Oktober 2023, dunia menyaksikan agresi membabi buta, pembunuhan dan pembantaian massal terhadap rakyat sipil di Jalur Gaza, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.
Pemukiman warga, bahkan tempat ibadah baik masjid maupun gereja, sekolah, lokasi-lokasi pengungsian, serta berbagai fasilitas umum lainnya, bahkan seluruh rumah sakit di Jalur Gaza tak luput menjadi sasaran kebrutalan militer Israel.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Belasan ribu jiwa meninggal, puluhan ribu lainnya mengalami luka-luka tanpa bisa mendapatkan penanganan yang layak akibat habisnya obat-obatan, padamnya aliran listrik di rumah sakit karena kehabisan bahan bakar serta sederet situasi menyedihkan lainnya.
Warga Gaza kini hidup tanpa harapan, tanpa makanan, air, listrik, bahan bakar di tengah gempuran serangan udara dan darat Israel yang semakin gencar, tanpa mengindahkan kemanusiaan dan hukum-hukum internasional.(T/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant