Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekjen PBB: Akhiri Pendudukan Israel Kunci Perdamaian

Admin - Sabtu, 1 Juli 2017 - 06:25 WIB

Sabtu, 1 Juli 2017 - 06:25 WIB

217 Views ㅤ

United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Antonio Guterres attends a press conference following the UNHCRs annual Executive Committee meeting on October 3, 2014 at the United Nations Office at Geneva. AFP PHOTO / FABRICE COFFRINI (Photo credit should read FABRICE COFFRINI/AFP/Getty Images)

New York, 7 Syawwal 1438/1 Juli 2017 (MINA) – Sekretaris Jendral PBB Antonio Guterres mengatakan mengakhiri pendudukan Israel merupakan satu-satunya jalan untuk mencapai perdamaian.

Dia mengatakan dalam forum Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingati 50 tahun pendudukan tanah Palestina oleh Israel. Demikian MEMO melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Guterres menyebutkan pendudukan di Tepi Barat, Yerusalem Timur, Gaza, dan Dataran Tinggi Golan harus diakhiri, sebagai satu-satunya cara untuk mencapai hak-hak orang Palestina yang tidak dapat dicabut.

Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan selama forum dua hari yang berjudul “Mengakhiri pendudukan: Jalan menuju kemerdekaan, keadilan, dan perdamaian untuk Palestina,” Guterres meminta perundingan langsung untuk mencapai solusi dua negara atas konflik Israel-Palestina sesuai dengan hukum internasional.

Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang

Menyoroti korban kemanusiaan yang parah, pendudukan dilakukan terhadap orang-orang Palestina, Guterres menyesalkan fakta bahwa “generasi-generasi orang Palestina telah tumbuh di kamp-kamp pengungsi yang padat, banyak tumbuh di antara kemiskinan, dan dengan sedikit atau tidak memiliki prospek kehidupan yang lebih baik untuk anak-anak mereka.”

Wakil Sekjen PBB Amina Muhammad, yang menghadiri forum tersebut, juga mengecam dampak kelambanan masyarakat internasional terhadap warga Palestina.

“Saya mengerti perasaan putus asa rakyat Palestina,” katanya. “Sudah lama, masyarakat internasional gagal menemukan solusi yang adil dan abadi untuk mereka”.

Dia menambahkan kehidupan generasi orang-orang Palestina dan Israel telah dibatasi oleh konflik yang membentuk batas fisik dan manusia dengan dinding beton, pos pemeriksaan, dan menara pengawas, yang semuanya berada di bawah atmosfir ketakutan, saling curiga dan putus asa.

Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina

Sementara Otoritas Palestina dan masyarakat internasional tidak mengakui legalitas pendudukan Yerusalem Timur, Gaza, dan Tepi Barat sejak 1967, banyak warga Palestina menganggap semua wilayah bersejarah Palestina telah diduduki sejak terbentuknya negara Israel. Pada tahun 1948

Guterres menambahkan dalam pernyataannya, sebuah resolusi terhadap konflik Israel-Palestina akan memberikan sedikit dalih untuk kekerasan dan ekstremisme di Timur Tengah, dan akan “membuka pintu bagi kerja sama, keamanan, kemakmuran dan hak asasi manusia untuk semua orang.” (T/P3/RS2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA

Baca Juga: Abu Ubaidah: Tentara Penjajah Sengaja Bombardir Lokasi Sandera di Gaza

Rekomendasi untuk Anda

Feature
Internasional
Palestina
Palestina
Internasional
Indonesia
Kolom
MINA Preneur