Tripoli, MINA – Sekjen. Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Kamis (4/4) menyatakan, keprihatinan mendalam atas risiko konfrontasi di Libya terutama rencana oposisi untuk menyerbu ibukota Tripoli.
Hal itu dikatakan Guterres, setelah pasukan yang setia kepada Moamer Khadafi orang kuat yang digulingkan dengan bantuan AS dan sekutu-sekutunya itu, mengumumkan, mereka sedang bersiap untuk maju ke Tripoli.
“Saya sangat prihatin dengan gerakan militer yang terjadi di Libya dan risiko konfrontasi,” kata Guterres yang berkunjung dari ibukota, Tripoli, di mana berkeududukan pemerintah persatuan yang didukung PBB.
“Tidak ada solusi militer,” tambahnya, demikian The New Arab melaporkan yang dikutip MINA.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Lusinan milisi telah berjuang untuk menguasai negara Afrika Utara itu sejak pemberontakan yang didukung NATO menggulingkan Moamer Kadhafi pada 2011.
Tetapi Tentara Nasional Libya Khalifa Haftar yang memproklamirkan diri telah muncul sebagai pemain kunci, menentang pemerintah di Tripoli dan mendukung pemerintahan paralel di timur.
Haftar melancarkan serangan ke wilayah-wilayah penghasil minyak di Libya selatan pada Januari yang seolah-olah ditujukan untuk memusnahkan “teroris” dan kelompok-kelompok kriminal.
Dia telah berulang kali menyatakan niatnya untuk berbaris di Tripoli. Dengan kata lain ingin menduduki Tripoli.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Juru bicara LNA Ahmed Mesmari mengatakan pada konferensi pers pada Rabu (3/4), “persiapan sedang dalam tahap akhir untuk membersihkan bagian barat teroris dan tentara bayaran.”
Kepala pemerintah persatuan Fayez Al-Sarraj menyebut langkah itu “eskalasi” dan mendesak pasukan Haftar untuk “berhenti menggunakan bahasa ancaman”.
Ia mengatakan, dia telah memerintahkan pasukan pro-pemerintah untuk bersiap menghadapi “semua ancaman baik dari kelompok teroris, penjahat, penjahat dan semua yang mengancam keamanan setiap kota Libya.”
Haftar, yang didukung Mesir dan negara-negara Arab Teluk seperti Uni Emirat Arab, telah menyebut saingannya sebagai “teroris” dan mengatakan dalam lebih dari satu kesempatan bahwa “membebaskan” Tripoli adalah tujuan utamanya. (T/Gun/P1)
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
Mi’raj News Agency (MINA)
https://www.alaraby.co.uk/english/news/2019/4/4/un-concerned-as-haftars-military-advancing-on-libya-capital
Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza