Dubai, 16 Jumadil Awwal 1438/14 Februari 2017 (MINA) – Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa ia sangat menyesalkan veto terhadap mantan Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad untuk menjadi utusan perdamaian PBB di Libya.
“Saya sangat menyesal oposisi ini dan saya tidak melihat alasan untuk itu,” kata Guterres di KTT Pemerintah Dunia yang diselenggarakan oleh Dubai pada Senin (13/2), sehari setelah Amerika Serikat (AS) memveto pengangkatan Fayyad.
Guterres menjelaskan bahwa Fayyad, mantan pejabat Bank Dunia dengan track record memerangi korupsi, adalah orang yang tepat untuk pekerjaan yang tepat pada saat yang tepat.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
“Ini kerugian bagi proses perdamaian Libya dan rakyat Libya,” katanya.
Menurutnya, PBB harus mampu bertindak tanpa keberpihakan.
Pada Rabu (8/2) lalu, Pemimpin PBB itu telah memberitahu Dewan Keamanan tentang niatnya untuk mengangkat Fayyad sebagai pengganti Martin Kobler di Libya.
Namunm, Dubes AS Nikki Haley memveto pengangkatan itu dengan mengatakan Washington tidak mendukung langkah itu.
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji veto AS terhadap Fayyad.
Sekjen PBB membutuhkan dukungan bulat dari semua 15 anggota Dewan Keamanan untuk mengangkat perwakilan khusus untuk wilayah konflik. (T/RI-1/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka