Ramallah, MINA – Komite Eksekutif Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Saeb Erekat, mengecam keputusan Serbia untuk memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem. Hal itu menjadikan “Palestina korban” dari harapan terpilihnya kembali Presiden AS Donald Trump.
“Palestina telah menjadi korban ambisi pemilihan Presiden Trump, yang timnya akan mengambil tindakan apa pun, tidak peduli seberapa merusak perdamaian untuk mencapai pemilihan ulangnya pada November,” kata Erekat melalui akun twitternya, demikian Naharnet melaporkan, Sabtu (5/9).
“Ini, seperti perjanjian UEA-Israel, untuk normalisasi hubungan bukan tentang Perdamaian Timur Tengah,” tambahnya.
Baru-baru ini, Washington menjadi perantara kesepakatan bagi Israel dan Uni Emirat Arab untuk menormalisasi hubungan. Itu diikuti oleh penerbangan komersial pertama antara Israel dan UEA, dengan negara tetangga Arab Saudi dan Bahrain memungkinkan penerbangan semacam itu melewati wilayah udara mereka.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Negara-negara Arab lainnya, termasuk Sudan, Bahrain dan Oman, telah diidentifikasi sebagai negara-negara yang mungkin segera juga akan menormalkan hubungan dengan Israel. (T/Hju/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya