Mataram, NTB, 28 Syawwal 1437/2 Agustus 2016 (MINA) – Sekretaris Jenderal Rabithah Alam Islami, Syaikh Abdullah bin Abdul Muhsin Al-Turki, mengatakan konferensi ulama internasional bertajuk Islam Wasathiyah telah melahirkan berbagai macam rekomendasi dan pemikiran agar seluruh umat Islam di dunia bersatu mencegah tindakan terorisme dan sektarianisme.
“Para ulama telah memberikan rekomendasi yang tepat. Saatnya kita mengaplikasikan ajaran Islam dengan benar. MUI punya program komperehensif untuk mencegah tindakan terorisme dan sektarianisme sesuai dengan ajaran Ahli Sunnah wal Jamaah dan ulama terdahulu dan empat pendiri mazhab,” kata Syaikh Abdullah bin Abdul Muhsin Al-Turki saat penutupan Konferensi Ulama Internasional di Lombok Barat, NTB, Senin.
Ia mengatakan, para ulama yang terdiri dari 13 negara mengecam tindakan terorisme dan sektarianisme. Pasalnya, hal tersebut tidak sesuai dengan ajaran Islam yang diajarkan Nabi Muhamad Shallallahu Alaihi Wassallam. Terlebih, ajaran Ahli Sunnah wal Jamaah juga melarang adanya tindakan terorisme dan sektarianisme, demikian Antaranews melaporkannya.
Karena itu, ia menyatakan Konferensi Ulama Internasional yang mencegah tindakan terorisme dan sektarianisme di NTB ini merupakan kegiatan percontohan pertama di Indonesia.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Umat Islam Indonesia harus mampu menghadapi bahaya tindakan terorisme dan sektarianisme. Sebab, ajaran yang menyimpang tersebut kini telah menjadi penyakit dunia.
“Pencegahan dan bahaya terorisme dan sektarianisme harus disebar luaskan agar masyarakat tahu, jangan berhenti disini dan diadakan lagi untuk aliran sesat dicarikan dengan masalah tersebut,” tegas Syaikh Abdullah bin Abdul Muhsin Al-Turki.
Konferensi yang berlangsung sejak 30 Juli hingga 1 Agustus ini digelar atas kerja sama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan Rabithoh Al-Alam Al Islami atau Liga Dunia Islam. Rabithoh Al-Aalam Al Islami sendiri merupakan lembaga Islam non pemerintah yang didirikan di Mekah, Arab Saudi pada Mei 1962 silam.
Sementara Gubernur NTB TGH Muhamad Zainul Majdi, mengatakan NTB yang masyarakatanya banyak memeluk agama Islam harus berperan aktif dalam mendukung perkembangan dakwah Islam di Indonesia.
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
“Pedoman dan tuntutan hidup akan bermanfaat apabila diamalkan. Masyarakat NTB harus ikut memberi kontribusi bagi perkembangan dakwah di Indonesia,” ucap gubernur.
Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia AM Fachir meminta apa yang sudah dihasilkan dan direkomendasikan dalam konfrensi ulama tersebut dapat implementasikan dan ditindaklanjuti.
“Apa yang sudah di rekomendasikan dalam Deklarasi Lombok segera di sosialisasikan sehingga masyarakat juga tahu,” pungkasnya. (T/P011/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas