Jakarta, MINA – Sekretaris Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Hendro Wibowo mengatakan, hadirnya PT. Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai nama baru hasil merger 3 Bank Syariah milik BUMN, dapat berperan dalam hal perdagangan dalam skala global.
“BSI ini bisa berperan di situ, semua bisnis yang dijalankan dimainkan dalam skala global, kemudian mencari partner untuk bersinergi dalam mengembangkan bisnisnya. Selain itu, juga menjalankan bisnis yang ada di domestik dalam hal ini katakanlah pembiayaan,” ujar Hendro di acara diskusi Internasional, yang diselenggarakan Rabu Hijrah secara virtual, dengan tema “Karpet Merah Bank Syariah Indonesia”, Rabu (16/12).
Ia menilai, dengan menyalurkan pembiyayaan akan mendapatkan hasil, kemudian asetnya bertumpuk dan berkembang.
Hendro berpesan untuk selalu semangat dan tetap optimis, mudah-mudahan Bank Syariah Insonesia menjadi contoh untuk Asia Pasifik dan global.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Ia menekankan, Bank Syariah hasil merger, jangan jadi predator bank syariah lain, Bank Syariah harus lebih fokus kepada hal-hal yang belum dikerjakan, untuk segera dikerjakan agar memperluas pasar syariah.
Bank Syariah milik BUMN hasil merger PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT Bank BNI Syariah (BNIS) telah resmi bernama PT Bank Syariah Indonesia Tbk.
Bank hasil penggabungan akan memiliki aset mencapai Rp. 214,6 triliun, dengan modal inti lebih dari Rp. 204,4 triliun.
Jumlah aset dan modal inti tersebut, menempatkan bank hasil penggabungan dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset, dan TOP 10 Bank Syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam lima tahun ke depan. (L/Hju/RI-1)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon