BULAN suci Ramadhan tahun ini hadir kembali dan kaum Muslimin di Palestina kembali diusik oleh penjajah Zionis Israel atas perlakuannya menghambat dan membatasi jamaah yang hendak shalat Tarawih di Masjidil Aqsa.
Tindakan dzalim terhadap rumah Allah itu sebenarnya akan berakibat pada kehinaan bagi mereka sendiri. Hal ini sebagaimana Allah firmankan di dalam ayat-Nya:
وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن مَّنَعَ مَسٰجِدَ ٱللَّهِ أَن يُذۡكَرَ فِيهَا ٱسۡمُهٗ وَسَعٰى فِي خَرَابِهَآۚ أُوْلٰٓئِكَ مَا كَانَ لَهُمۡ أَن يَدۡخُلُوهَآ إِلَّا خَآئِفِيْنَۚ لَهُمۡ فِى ٱلدُّنۡيَا خِزۡيٌ وَلَهُمۡ فِى ٱلۡأٰخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيْمٌ
Artinya: “Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allāh dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allāh), kecuali dengan rasa takut (kepada Allāh). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 114).
Baca Juga: 7 Ayat Al-Qur’an yang Menegaskan Kewajiban Membantu Palestina di Ramadhan
Terlebih, Masjidil Aqsa adalah rumah Allah, yang Allah sendiri menyebutnya sebagai tempat penuh berkah, setara dengan Masjidil Haram. Seperti firman-Nya:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya : “Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada waktu malam dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsa yang diberkahi sekelilingnya untuk Kami perlihatkan ayat-ayat Kami, bahwasanya Dia itu Maha Mendengar dan Maha Melihat “. (Q.S. Al-Isra [17]: 1).
Disatukannya kata Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa dalam satu ayat menunjukkan kaitan erat kedua tempat suci tersebut bagi umat Islam. Mengabaikan salah satunya, berarti mengabaikan yang lainnya.
Baca Juga: [POPULER MINA] Ramadhan di Palestina dan Trump Usir Zelenskyy
Masjidil Haram adalah masjid pertama yang dibangun di bumi. Masjid Al-Aqsa adalah masjid kedua yang dibangun di bumi. Kedua Pondasi Masjid ini sama-sama dibangun oleh Nabi Adam ‘Alaihis Salam. Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam yang meninggikan pondasi dua masjid ini. Masjid Al-Aqsa adalah kiblat pertama umat Islam, dan Masjidil Haram adalah kiblat yang kedua.
Di samping itu, Masjidil Haram dan Masjid Al-Aqsa adalah permulaan dari peradaban dan akhir dari peradaban di bumi. Serta Malaikat membentangkan sayapnya di Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa.
Hal tersebut menekankan pentingnya kaum Muslimin memperhatikan Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa serta tanggungjawab umat Islam di seluruh dunia dalam membela, memelihara dan menjaga masjid tersebut.
Karena itu, umat Islam tidak boleh membiarkan apalagi melalaikan salah satunya dikuasai oleh yang bukan haknya. Seperti berlangsung saat ini, yakni dikuasainya Masjidil Aqsa oleh pendudukan Zionis Yahudi Israel. Terlebih lagi mereka dengan segala kebrutalannya menyerang kaum Muslimin yang hendak masuk ke dalamnya dan yang sedang beribadah di dalamnya.
Baca Juga: Masjid Darussalam Tiang Tunggal Banyumas yang Menyatu dengan Waktu
Zionis Yahudi Internasional mengetahui betapa Masjidil Aqsa adalah milik dan simbol kejayaan umat Islam, dan karenanya mereka terus berupaya mencoba untuk menguasi keberadaannya.
Zionis Yahudi juga sebenarnya meyakini, bahwa Masjidil Aqsa adalah lambang peradaban umat Islam sejak jaman Nabi Adam ‘Alaihis Salam, hingga akhir jaman, ketika kaum Muslimin dapat mengalahkan kaum Yahudi di sekitar Masjidil Aqsa.
Oleh karena itu mereka berusaha dengan berbagai daya dan upaya bagaimana agar jangan sampai umat Islam sadar dan bersatu untuk membebaskan Masjidil Aqsa dari cengkeraman penjajahan Zionis.
Inilah saatnya kaum Muslimin di seluruh dunia melakukan aksi bersama membela Masjidil Al-Aqsa dan membentengi kaum Muslimin yang terzalimi di bumi penuh berkah itu.
Baca Juga: Opini Publik dalam Perspektif Islam
Kita kerahkan segala daya dan upaya, baik lisan, pernyataan tertulis, melalui media massa, dan aksi-aksi. Hingga mengirim bantuan yang memungkinkan ke Palestina.
Inilah bentuk kepedulian kita terhadap sesama. Termasuk doa tulus kita untuk mereka. Ini semua adalah aksi-aksi nyata pembebasan Al-Aqsa dan kemerdekaan Palestina.
Perhatian dan pembelaan kita terhadap Masjidil Aqsa, dikuatkan dalam hadits:
عَنْ مَيْمُونَةَ مَوْلَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَفْتِنَا فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ ، فَقَالَ : ” أَرْضُ الْمَنْشَرِ والْمَحْشَرِ، إَيتُوهُ، فَصَلُّوا فِيهِ ، فَإِنَّ صَلَاةً فِيهِ كَأَلْفِ صَلَاةٍ . قَالَتْ : أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ نُطِقْ أَنْ نَتَحَمَلَ إِلَيْهِ أَوْ نَأْتِيَهُ ؟ , قَالَ : ” فَأَهْدِينَ إِلَيْهِ زَيْتًا يُسْرَجُ فِيهِ ، فَإِنَّ مَنْ أَهْدَى لَهُ كَانَ كَمَنْ صَلَّى فِيهِ
Baca Juga: Mengapa Mukjizat Nabi Muhammad Al-Qur’an?
Artinya : “Dari Maimunah maula Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Ya Nabi Allah, berikan fatwa kepadaku tentang Baitul Maqdis”. Nabi menjawab, “Tempat dikumpulkanya dan disebarkanya (manusia). Maka datangilah ia dan shalatlah di dalamnya. Karena shalat di dalamnya seperti shalat 1.000 rakaat di selainnya”. Maimunah bertanya lagi, “Bagaimana jika aku tidak bisa”. “Maka berikanlah minyak untuk peneranganya. Barangsiapa yang memberikannya, maka seolah ia telah mendatanginya.” (H.R. Ahmad).
Karena itu, kita seluruh kaum Muslimin wajib menyambutnya dengan segala daya dan upaya apa yang bisa kita lakukan. Hatta mengirim minyak untuk menerangi lampu-lampu di Masjidil Aqsa, harus kita lakukan.
“Mengirim minyak” di sini dalam arti luas adalah mengirim dukungan, bantuan, support, pemberitaan, pembelaan lisan dan tulisan, aksi-aksi di lapangan, hingga doa-doa yang kita panjatkan. Apalagi saat ini kita berada di bulan suci Ramadhan, saat amal-amal kita dilipatgandakan pahalanya.
Begitulah, hingga pada akhirnya kemenangan kaum Mukminin akan menghukun kejahatan Yahudi, akan segera tiba, seperti Allah sebutkan di dalam Al-Quran:
Baca Juga: Self-Love Dalam Islam: Antara Qana’ah dan Syukur
فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ أُولَاهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَنَا أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُوا خِلَالَ الدِّيَارِ وَكَانَ وَعْدًا مَفْعُولًا
Artinya : “Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana”. (Q.S. Al-Isra [17]: 5).
Untuk itu, marilah kita jadikan semangat perjuangan pada bulan suci Ramadhan ini tetap meningkat untuk kepedulian kita terhadap perjuangan pembebasan Masjidil Aqsa dan kemerdekaan Palestina. Inilah bulan kemenangan ketika doa-doa orang-orang yang sedang berpuasa dikabulkan Allah.
“Semoga Masjidil Aqsa dan saudara-saudara kita di Palestina terlepas dari belenggu penjajahan Zionis Yahudi”. Aamiin. []
Baca Juga: Peluang Indonesia di Forum Ekonomi Internasional Rusia-Dunia Islam 2025
Mi’raj News Agency (MINA)