Kuwait, 26 Syawwal 1436/11 Agustus 2015 (MINA) – Keputusan Parlemen Kuwait untuk menetapkan penggunaan seragam muslim dengan jilbab bagi pramugari perusahaan penerbangan negara itu, Kuwait Air, mengundang perdebatan, namun parlemen menegaskan keputusan itu ditetapkan berdasarkan konstitusi (Undang-Undang Dasar).
Anggota parlemen Abdul Rahman Al Jiran mengatakan, Pasal Dua Konstitusi Kuwait mennyatakan, agama negara adalah Islam dan Hukum Islam harus menjadi sumber utama peraturan perundang-undangan,
“Maka semua awak kabin penerbangan Kuwait harus mengenakan seragam sesuai dengan agama Islam, “katanya.
Kuwait Satu, seorang blogger, memuji ikhwal itu, sebagaimana dilaporkan gulfnews yang dikutip Miraj Islamic News Agency (MINA), Selasa.
Baca Juga: Pemimpin Suriah Beri Ucapan Selamat kepada Trump
“Kami berterima kasih kepada anggota parlemen dan kami berharap untuk penerapannya, seragam yang dipakai saat ini tidak cukup layak,” tuturnya.
Husain mengatakan semua pujian untuk moral yang tinggi Al Jiran dan rasa kesusilaan.
“Terima kasih dan terus bergerak maju,” tulisnya. Jangan khawatir tentang orang-orang yang mencoba untuk menempatkan Anda ke bawah atau untuk mengalahkan komitmen Anda untuk nilai-nilai agama. “
`”Tuhan memberkati Anda dan saya percaya bahwa siapapun yang tidak menjunjung nilai-nilai agama, adalah penderita kekurangan iman,” tulisnya.
Baca Juga: Konferensi Tawasol 4 Bahas Narasi Palestina dan Tantangan Media Global
Namun, blogger lain mengecam anggota Parlemen, Al Jiran, dengan mengatakan anggota Parlemen harus memfokuskan upaya pada isu-isu yang lebih signifikan bagi negara dan rakyat daripada bicara tentang seragam pramugari.
Bu Mishal mengatakan bahwa langkah tersebut benar-benar tidak masuk akal.
“Omong kosong. Mungkin dia juga harus mendorong larangan perempuan mengemudi mobil atau perempuan yang bekerja di tempat-tempat di mana mereka akan bercampur dengan laki-laki, “katanya. “Anggota parlemen ini mungkin mendorong lebih jauh dan panggilan untuk memboikot penerbangan yang tidak memberlakukan seragam keagamaan pada awak kabin perempuan mereka.”
Ahmad juga mengatakan seharusnya anggota parlemen harus kembali fokus perhatiannya pada hal-hal kepentingan nasional.
Baca Juga: Uni Eropa Umumkan Paket Bantuan Rp3,9 T untuk Suriah
“Mungkin dia juga harus menetapkan perempuan untuk menggunakan cadar di wajah mereka sehingga ia bisa merasa nyaman saat menggunakan pesawat Kuwait,” katanya. (T/EA/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)