Montevideo, Uruguay, 8 Safar 1435/11 Desember 2013 (MINA) – Uruguay menjadi negara pertama yang melegalkan tumbuhnya, penjualan dan merokok ganja setelah Senat negara itu memberikan persetujuan akhir untuk undang-undangnya.
Setelah perdebatan panjang pada hari Selasa, 16 dari 29 senator memilih mendukung undang-undang yang diperjuangkan oleh Presiden Jose Mujica.
Undang-undang ini bertujuan merebut bisnis dari penjahat di negara kecil di Amerika Selatan itu, Al Jazeera melaporkan yang diberitakan Mi’raj News Agency (MINA).
Para pendukung undang-undang, beberapa kelompok perokok, berkumpul di dekat Kongres sambil memegang balon hijau dan bendera Jamaika sebagai penghormatan kepada penyanyi dan penulis lagu Bob Marley.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Mereka mengatakan “budidaya kebebasan, Uruguay berkembang”.
Konsumen ganja akan dapat membeli maksimum 40 gram setiap bulan dari apotek berlisensi selama mereka adalah penduduk Uruguay berusia di atas 18 tahun dan terdaftar pada database pemerintah yang akan memonitor pembelian bulanan mereka.
Ketika undang-undang diimplementasikan pada pertengahan April, warga Uruguay dapat menanam enam tanaman ganja di rumah mereka setahun, atau sebanyak 480 gram, dan membentuk klub merokok 15 sampai 45 anggota yang dapat menanam sampai 99 tanaman per tahun.
Pengguna narkoba terdaftar harus dapat mulai membeli ganja di atas meja dari apotek berlisensi pada bulan April.
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Perdagangan narkoba
Presiden sayap kiri Uruguay membela inisiatif itu sebagai upaya untuk mengatur pajak pasar yang sudah ada tetapi dijalankan oleh penjahat.
“Kami telah memberikan pasar ini sebagai hadiah kepada para pengedar narkoba yang lebih merusak secara sosial daripada obat itu sendiri, karena membusukkan seluruh masyarakat,” kata mantan pejuang gerilya 78 tahun itu, kepada kantor berita Argentina Telam.
Upaya Uruguay untuk memadamkan perdagangan narkoba sedang diikuti di Amerika Latin di mana legalisasi beberapa narkotika semakin dilihat oleh para pemimpin regional sebagai cara yang mungkin untuk mengakhiri kekerasan yang dilahirkan oleh perdagangan kokain.
RUU memberikan wewenang selama 120 hari untuk mendirikan sebuah panel kontrol obat yang akan mengatur standar budidaya, mematok harga dan memonitor konsumsi.
Baca Juga: Israel Caplok Golan, PBB Sebut Itu Pelanggaran
Penggunaan ganja legal di Uruguay, sebuah negara berpenduduk 3,3 juta, merupakan salah satu yang paling liberal di Amerika Latin, tetapi budidaya dan penjualan obat tidak.
Mantan Menteri Kesehatan Alfredo Solari, seorang senator Partai Colorado, memperingatkan pada hari Selasa, anak-anak dan remaja akan lebih mudah mendapatkan ganja di pot.
“Dampak kebijakan ini terhadap kesehatan masyarakat akan sangat mengerikan,” kata Solari.
Namun Senator Roberto Conde, mantan Deputi Menteri Luar Negeri yang mengatur peredaran global, mengatakan ganja sudah tidak bisa dipungkiri di Uruguay. Ini adalah obat yang sudah dianggap sebagai risiko yang sangat rendah dan sangat mudah untuk didapatkan.
Baca Juga: AS Tolak Laporan Amnesty yang Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza
Negara-negara lain juga telah melegalkan kepemilikan ganja. Di Belanda memungkinkan dijual di toko-toko kopi, tapi Uruguay akan menjadi negara pertama yang melegalkan seluruh rantai dari tanaman, membeli dan menjual daunnya.
Beberapa negara seperti Kanada, Belanda dan Israel memiliki program hukum tumbuhan ganja untuk medis tetapi tidak mengizinkan budidaya ganja untuk penggunaan rekreasi.
Tahun lalu, negara-negara bagian Colorado dan Washington melakukan inisiatif pemungutan suara yang melegalkan dan mengatur penggunaan rekreasi ganja. (T/P09/R2).
Baca Juga: Mayoritas Anak Muda dan Wanita AS Kecam Serangan Israel di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Trump Ancam Keras Jika Sandera Israel Tak Dibebaskan Sebelum Pelantikannya