Gaza City, MINA – Lukisan seniman Palestina Abeer Jebril menunjukkan seorang balerina yang dirantai dengan kawat berduri, menari di atas batu, atau menghadapi barikade, untuk mencerminkan apa yang dia sebut realitas “bom berdetak” perempuan di Gaza.
Jebril (35) berharap potretnya akan membawa perhatian pada masalah sosial dan politik yang dihadapi perempuan di Gaza, tempat tinggal bagi dua juta orang yang hancur oleh perang dan mengalami pembatasan ekonomi.
“Alasan saya memilih penari balet adalah karena saya melihatnya sebagai ikon kecantikan dan kekuatan,” kata Jebril, yang terinspirasi oleh Degas, Impresionis Prancis.
“Ini menunjukkan apa yang wanita rasakan, hidup, wajah dan bagaimana dia dirantai, itu menunjukkan apa yang dia rasakan di Gaza kepada penonton” katanya, Arab News melaporkan.
Baca Juga: Sektor Pariwisata Israel Hancur, 90 Hotel Tutup Sejak Perang
Salah satu lukisannya menggambarkan seorang penari dengan kaki dirantai di kawat berduri. Yang lain menginjak batu sementara wanita ketiga membungkus tubuhnya di sekitar granat.
“Laki-laki dan perempuan sama-sama dirantai di bawah pendudukan,” kata Jebril.
Dia mengatakan, lukisannya juga menjelaskan bagaimana “perempuan menderita karena dominasi laki-laki dan ketidakmampuan untuk berbicara tentang isu-isu yang penting.”
Pria dan wanita, kata Jebril, “hidup dalam bom yang terus berdetak di Gaza,” tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Baca Juga: Pengadilan Tinggi Israel Perintahkan Netanyahu Tanggapi Petisi Pengunduran Dirinya
Jebril mengatakan, dia mendapat ide untuk lukisannya dari gerakan penari balet internasional dan putrinya yang berusia 11 tahun, Maya, yang menari balet.
Potret-potretnya, yang dibuat dengan pisau pelukis, telah dipajang di galeri-galeri di beberapa negara Eropa dan Arab.
“Saya merasa putus asa melihat lukisan dipajang di luar Gaza ketika saya tidak bisa berada di sana. Saya sangat berharap bisa berdiri di samping mereka,” katanya. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Makam Sementara Dekat RS Indonesia Hilang