Seorang Imam di Kanada Edukasi Pemuda Cara Tanggapi ISIS

Canadian Press

Calgary, , – Remaja jangkung dan langsing mengajukan pertanyaan yang ada di benak banyak pemuda yang berkumpul mengelilingi meja di sebuah ruang pertemuan kecil di masjid di Calgary, Kanada.

“Jika seseorang dari ISIS atau ISIL mendekati Anda, bagaimana tanggapan Anda terhadap mereka, sehingga Anda tidak diserang lebih jauh?” tanya Zubair Tariq, 16, seperti dilansir CBC News, Ahad (15/10).

“Jika mereka mendekat, Anda harus cukup pintar untuk mengetahui bahwa ISIL/ISIS adalah penjahat yang sangat besar di mata Islam,” jawab Imam Syed Soharwardy, pendiri Muslim Against Terrorism dan Islamic Supreme Council of Canada.

“Mereka ini menjangkau orang-orang melalui internet, lewat komunitas lokal. Kalian harus paham bahwa mereka bukanlah Muslim yang baik atau Muslim menyenagnkan atau seorang Muslim sejati, Tapi mereka adalah seseorang yang menyamar sebagai seorang Muslim. ISIL adalah orang yang me menyamar sebagai Muslim.”

“Mereka bilang mereka Muslim yang baik tapi bagi kami mereka adalah sekelompok preman dan penjahat,” ujarnya. “Mereka adalah teroris,” tambah Soharwardy.

Soharwardy menggelar pertemuan baru-baru ini dengan 30 pemuda Muslim di Masjid Jami Gumbad-e-Khizra. Acara itu adalah salah satu dari beberapa pertemuan yang dia lakukan secara reguler untuk mencegah radikalisasi pemuda Muslim Kanada.

Soharwardy memutuskan untuk mengadakan pertemuan lagi setelah serangan awal bulan ini yang melukai seorang petugas polisi dan warga sipil di Edmonton. Seorang pria menikam petugas yang tengah mengatur lalu lintas di luar pertandingan sepak bola dan kemudian menabrakkan sebuah van ke pejalan kaki di pusat kota.

Lima orang terluka dalam insiden itu, dan polisi mengatakan mereka menyita bendera ISIS sebagai bukti.

Tariq mengaku dia belum dihubungi secara langsung oleh siapapun yang ingin merekrut pemuda Muslim Kanada, tapi dia khawatir.

“Salah satu temanku didekati … dan usianya sebaya denganku,” kata remaja itu. “Tentu mengkhawatirkan, jika seseorang mendekati Anda, Anda tidak tahu bagaimana merespons dengan benar kecuali jika Anda berbicara dengan teman sebaya Anda.”

Semnatara Hassaan Rizvi, remaja lainnya, mengatakan aksi perekrutan oleh ISIS sedang terjadi melalui media sosial.

“Kami tenga duduk di kelas matematika dan dua teman saya tiba-tiba menerima tautan WhatsApp,” kata Rizvi. “Saat dibuka, isinya untuk rekrutmen ISIS. Di sana terpampang bendera (ISIS) dan bilang kami sedang merekrut anggota.

“Saya bilang, ‘Ini bukan sesuatu yang baik jadi kita harus menutupnya.’ Hal semacam itu memang terjadi, mereka masih melakukan perekrutan anggota.”

Beberapa siswa yang ikut dalam pertemuan tersebut mengekspresikan kemarahan karena serangan balasan yang mereka hadapi setiap kali serangan teroris terjadi di manapun di dunia ini.

“Saya tidak mengerti mengapa kata teroris atau terorisme selalu dikaitkan dengan Muslim atau Islam. Padahal terorisme itu sendiri adalah serangan yang bisa terjadi pada siapapun,” kata Shahwali Hameed. “Terorisme tidak memiliki agama,” tegasnya.

Sebuah laporan tahun lalu mengenai ancaman teroris di Kanada mengatakan pada awal tahun 2014 ada lebih dari 130 orang Kanada yang berada di luar negeri dan diduga melakukan kegiatan yang berkaitan dengan teror.

Pada akhir tahun 2015, jumlahnya meningkat menjadi sekitar 180 orang dan pemerintah mengetahui sekitar 60 ekstremis yang telah kembali ke Kanada. (T/R11/RS3)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.