Sittwe, MINA – Dalam waktu sepekan, sedikitnya 18.500 warga Muslim Rohingya, lari menyelamatkan diri ke Bangladesh untuk berlindung dari kekejaman militer Myanmar yang membabi buta.
Laporan dari Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) itu menyebutkan, banyak dari pengungsi sakit dan beberapa orang menderita luka peluru.
“Sampai semalam (Selasa), 18.500 orang telah menyeberang,” kata Chris Lom, Juru Bicara IOM Asia Fasifik di Sittwe, Rakhine State. Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.
Laporan itu dirilis pada Rabu (30/8) di tengah meningkatnya kekhawatiran masyarakat internasional terhadap adanya upaya pembersihan etnis Muslim Rohingya oleh pemerintah dan militer Myanmar di Rakhine State.
Baca Juga: Israel Duduki Desa-Desa di Suriah Pasca-Assad Terguling
Pemerintah dan organisasi asing khawatir, desa-desa Rohingya terkena hukuman kolektif setelah sekelompok militan Rohingya bersenjata pada tanggal 25 Agustus menyerang pos polisi dan pangkalan militer di Maungdaw utara, Rakhine State.
Serangan dan bakutembak yang setidaknya telah menewaskan 110 orang, diklaim oleh Tentara Keselamatan Arakan Rohingya (ARSA).
Menurut Grup Krisis Internasional, ARSA adalah kelompok yang dibentuk oleh orang Rohingya yang tinggal di Arab Saudi setelah menghadapi kekerasan komunal yang serius di tahun 2012.
Menurut kelompok HAM dan saksi mata, pada hari-hari setelah serangan tersebut, tentara Myanmar telah membakar desa-desa warga Rohingya di Rakhine State dan menembaki warganya.
Baca Juga: Ribuan Warga Inggris Demo Kecam Genosida Israel
Muslim Rohingya sebagian besar menyelamatkan diri ke Bangladesh. Sementara warga Buddha Rakhine kebanyakan mencari suaka di kota dan vihara di selatan dan timur dari area pertempuran. (T/RI-1/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)