Surabaya, MINA – Perasaan haru dan bahagia mewarnai pertemuan antara seorang mantan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Hong Kong pada saat bertemu kembali putranya yang masih balita di Bandara Juanda Surabaya, Rabu (03/6).
Sang ibu, sebut saja Aryati, terpisah selama 10 bulan dengan anaknya yang masih bayi pada saat dirinya mengalami permasalahan keimigrasian di Hong Kong sehingga harus kembali ke Indonesia pada bulan Agustus 2019.
Ia terpaksa harus menitipkan anaknya di sebuah yayasan sosial non-pemerintah di Hong Kong.
Konsulat Jenderal RI (KJRI) Hong Kong membantu dengan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak agar sang anak dapat kembali ke Indonesia.
Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan
KJRI Hong Kong juga harus untuk meyakinkan pihak-pihak terkait bahwa benar anak itu merupakan anak yang sah dari Aryati, sehingga perlu dilakukan upaya penyatuan keluarga (family reunification).
“Seorang anak, apalagi masih di usia balita, tidak seharusnya terpisah lama dari ibunya. Maka itulah, penyelesaian masalah ini menjadi upaya prioritas KJRI Hong Kong,” ujar Konsul Jenderal RI di Hong Kong, Ricky Suhendar.
Meski demikian, KJRI Hong Kong tetap melakukan penghormatan terhadap hukum dan aturan yang berlaku, seperti aturan kependudukan dan keimigrasian di Hong Kong.
Mengantisipasi ketatnya prosedur dan protokol kesehatan dalam situasi pandemi Covid-19 di Hongkong dan Indonesia, KJRI Hong Kong juga menyiapkan tes PCR COVID-19 (swab test) terhadap si anak.
Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama
Akhirnya usaha keras berbagai pihak berbuah manis. Sang anak akhirnya dapat kembali ke pangkuan ibunya.
“Saya tidak bisa membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu, hanya doa yang bisa saya sampaikan semoga Tuhan membalas segala kebaikan itu,” kata Aryati.
“Ini adalah hasil dari kerja sama dan sinergi KJRI dengan berbagai pihak di Hong Kong serta tentunya instansi di Indonesia seperti Kementerian Luar Negeri RI, BP2MI, otoritas bandara dan Garuda Indonesia,” ujar Konjen Ricky. (R/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak