Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SERAKAH MENGGEROGOTI JIWA

Fauziah Al Hakim - Senin, 1 September 2014 - 11:11 WIB

Senin, 1 September 2014 - 11:11 WIB

4141 Views ㅤ

anuragrekhi.wordpress.com
anuragrekhi.wordpress.com

anuragrekhi.wordpress.com

Oleh: Rohullah Fauziah Alhakim

Apa sifat buruk manusia? Sangat banyak sifat buruk manusia, salah satunya adalah tamak atau serakah. Ya benar, manusia itu tidak pernah merasa puas, rezeki yang Allah berikan selalu saja kurang. Begitu banyak manusia yang tidak bersyukur atas nikmat Allah yang telah diberikan.

Dari Ibnu ‘Abbas, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:       

لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ مِثْلَ وَادٍ مَالاً لأَحَبَّ أَنَّ لَهُ إِلَيْهِ مِثْلَهُ ، وَلاَ يَمْلأُ عَيْنَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

“Seandainya manusia memiliki lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan harta yang banyak semisal itu pula. Mata manusia barulah penuh jika diisi dengan tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6437)

Kebanyakan yang dilakukan orang pada waktu siang dan malam adalah bekerja mencari uang. Terus memutar otak untuk mengatur strategi supaya kekayaannya bertambah lagi, lagi dan lagi.

Time Is Money? Yes or No?

Time is Money? Kalimat itu sudah tidak asing lagi di telinga, begitu sering orang menyebutkan kalimat itu. Banyak orang menjadikan kalimat itu sebagai motto hidupnya. Waktu memang berharga, tapi bukan berarti berharga itu adalah uang.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Sebagai manusia, harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya yaitu untuk beribadah sebanyak-banyaknya, waktu harus digunakan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.

Jaman sekarang memang tidak bisa dipungkiri, semua serba uang, uang dan uang. Masuk toilet saja harus pakai uang. Karena serba uang, bukan berarti uang itu adalah segala-galanya. Karena untuk masuk ke Surga Allah tidak bisa dibayar dengan uang.

nbcmosaic.org

nbcmosaic.org

Tujuan Hidup Manusia

Sebenarnya apa sih tujuan hidup manusia di dunia? Mengumpulkan harta? Berfoya-foya?

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Tujuan hidup manusia beriman bukanlah dunia, tapi surga yang kekal. Dunia hanyalah sarana untuk menuju akhirat, maka gunakanlah waktu di dunia dengan sebaik-baiknya yaitu banyak beribadah kepada Allah Subhana Wa Ta’ala. Bukan hanya mengurus kepuasan duniawi saja, berlomba-lomba mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya hingga lupa kepada Sang Pencipta dan Sang Pemberi Rezeki.

Ingatlah wahai Muslimin yang dirahmati Allah, semua yang dimiliki hanyalah titipan, janganlah sombong. Kekayaan, kecerdasan, paras yang cantik dan tampan semua hanya titipan dan menjadi ujian apakah kita mampu menjaganya tanpa menyombongkan diri.

Harusnya manusia malu jika ingin menyombongkan harta, otak yang cerdas serta wajah yang rupawan,  karena semua itu milik Allah. Bagi Allah semua itu mudah, jika Allah berkata  كُنْ فَيَكُونُ  “jadilah! Maka jadilah”.

Semua tidak ada yang tidak mungkin, jika Allah sudah berkehendak maka akan terjadi apapun itu. Wajah yang rupawan bisa menjadi buruk rupa, orang yang memiliki harta begitu banyak bisa menjadi miskin, orang yang cerdas bisa menjadi bodoh. Begitu mudah bagi Allah membolak-balikkan semua dengan cara yang tidak disangka-sangka.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Serakah Penyakit Hati

Seperti sebuah kisah Nabi Adam AS yang memakan buah khuldi. Allah telah melarang Nabi Adam agar tidak memakan buah itu, padahal di Surga begitu banyak buah-buahan yang lezat namun karena sifat serakah yang dihembuskan oleh Syaitan, akhirnya Nabi Adam melanggar perintah Allah dengan memakan buah terlarang dan dikeluarkan dari Surga.

Serakah merupakan bagian dari komponen penyakit hati, yang bisa menghalangi manusia menuju pintu Surga. Wahai Muslimin dan Muslimat yang ditaburi rahmat oleh Allah, hilangkanlah penyakit hatimu karena sesungguhnya penyakit hati hanyalah menyiksa diri. Perlahan-lahan menggerogoti jiwa. Penyakit serakah itu ibarat virus di dalam flasdisc, virus itu bisa menghilangkan semua data penting. Begitu pula serakah, bisa menghilangkan sifat baik yang ada di dalam diri manusia. Kecuali orang-orang yang beriman.

Koruptor Serakah!!!

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Siapa itu koruptor? Koruptor adalah orang yang mengambil sesuatu yang bukan haknya. Lihat apakah ada koruptor orang miskin? Nothing, tidak ada koruptor miskin. Semua koruptor kaya. Koruptor adalah orang yang serakah, melahap yang bukan haknya, memakan uang rakyat miskin yang kelaparan dimana-mana.

Sungguh tidak punya malu dan tidak punya perasaan. Pejabat kaya tapi masih saja memakan hak rakyat jelata. Di mana rasa malu mereka, dimana perasaan mereka. Mereka sudah dibutakan oleh kenikmatan duniawi, mereka tidak sadar kalau Allah melihat semua perbuatan mereka. Semoga mereka cepat sadar dan bertaubat sebelum azab pedih diberikan Allah kepadanya.

Obat Serakah

Setiap muslim harusnya menjauhi sifat serakah. Jangan biarkan diperbudak nafsu, karena nafsu terhadap dunia akan mendorong manusia berbuat maksiat kepada Allah. Manusia tidak dilarang untuk memiliki harta, mencari harta sebanyak-banyak tidak menjadi masalah, jika harta itu digunakan sebagai sarana dakwah dan berjuang di jalan Allah.

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Supaya tidak dikendalikan nafsu serakah terhadap dunia, maka sebaiknya semua manusia memiliki sifat zuhud, wara’ (hati-hati), qanaah (merasa puas atas apa yang telah dianugerahkan Allah), pandai mengatur waktu untuk kepentingan dunia dan akhirat, serta pandai mensyukuri nikmat yang ada. Selain itu, kita juga harus meluruskan seluruh niat dalam berusaha, yaitu semata-mata dalam rangka mengabdi kepada Allah guna mendapatkan ridhaNya. Allah berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖوَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

 “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim: 7).

Ayat ini menjelaskan, supaya manusia bersyukur dan tidak tamak dengan harta, karena jika bersyukur maka Allah akan menambah rezeki kepada umatNya, sedangkan jika mengingkari nikmatNya maka kita akan mendapatkan azab yang pedih.  Wallahu a`lam bishshawwab. (P006/K09)

Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Tausiyah