Nazareth, MINA – Pemerintah pendudukan Israel menyetujui rencana untuk mengevakuasi pemukim dari kota Ashkelon yang diduduki, pada Kamis (19/10) setelah kota tersebut berulang kali mendapat serangan bom oleh perlawanan Palestina.
Keputusan tersebut diambil beberapa hari setelah selesainya eksodus pemukim Sderot setelah dibom dengan ratusan rudal sejak awal Pertempuran Badai Al-Aqsa, selain bentrokan yang terjadi di dalamnya. Palestine Information Center (PIC) melaporkan.
Ashkelon yang diduduki terletak sekitar 26 km sebelah utara Jalur Gaza, dan sejak awal Badai Al-Aqsa, wilayah tersebut telah menjadi sasaran serangan rudal yang intens.
Luas wilayah Ashkelon yang diduduki kurang lebih 47.788 kilometer persegi, dan merupakan salah satu kota yang banyak memiliki lahan pertanian.
Baca Juga: Hamas Hentikan Pembicaraan Gencatan Senjata Sampai Tahanan Palestina Dibebaskan
Menurut Gad Lior, koresponden urusan ekonomi untuk surat kabar Yedioth Ahronoth, diperkirakan anggaran satu malam untuk para pemukim di Pusat Gaza yang dipindahkan ke hotel-hotel di Eilat dan wilayah Laut Mati, akan melebihi lebih dari 30 juta dolar.
Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, mengumumkan pada Kamis, melalui saluran telegramnya, bahwa mereka telah menyerang Ashkelon yang diduduki dengan salvo roket sebagai tanggapan atas serangan pasukan pendudukan terhadap warga sipil di Jalur Gaza.
Pasukan pendudukan melanjutkan agresi mereka terhadap Gaza, mengebom beberapa wilayah di Jalur Gaza, saat Operasi Badai Al-Aqsa memasuki hari ke-13 berturut-turut.
Menurut data Zionis, ratusan ribu Zionis terpaksa pindah dari daerah pemukiman mereka yang berjarak beberapa kilometer dari Jalur Gaza, serta 5 kilometer dari perbatasan Lebanon, akibat serangan terus menerus dari perlawanan Palestina dan Lebanon.
Baca Juga: Gaza Krisis Kesehatan dan Lingkungan, 170.000 Ton Sampah Menumpuk
Brigade Al-Qassam melancarkan Pertempuran BadaI Al-Aqsa pada Sabtu, 7 Oktober, sebagai respons atas kejahatan pendudukan Israel di wilayah pendudukan Palestina yang telah berlangung sejak 1948. (T/R12/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Amnesty International: 13.000 Lebih Anak Palestina Tewas dalam Genosida Israel