Damaskus, 10 Rajab 1438/7 April 2017 (MINA) – Terkait serangan kimia di Khan Sheikhun, Provinsi Idlib, Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem menyatakan klaim bertentangan dengan kesaksian warga dan tenaga medis di lokasi.
“Serangan udara pertama dilakukan oleh pasukan Suriah pada pukul 11:30 (waktu Suriah) pada sebuah gudang milik Al-Nusra Front (Tahrir Al-Sham) yang mengandung senjata kimia,” kata Muallem saat konferensi pers di Damaskus, Kamis (6/4).
Pernyataan Menteri bertentangan dengan tanggapan resmi pemerintah setelah insiden tersebut. Para pejabat tidak membantah bahwa serangan dilakukan pada pagi hari.
Namun, Amnesty International mewawancarai sejumlah sumber yang mengatakan bahwa setidaknya satu pesawat perang Suriah telah menjatuhkan bom di Khan Sheikhun sekitar pukul 06:30 hari Selasa (4/4).
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Salah satu perawat lokal di Rumah Sakit Al-Rahma mengatakan, ia ingat melihat jam tangannya di sekitar pukul 06:20 sambil minum kopi pagi ketika bom pertama meledak.
“Saya dan rekan-rekan saya berpikir bahwa yang satu ini tidak meledak, karena dentuman suaranya, bukan bunyi ledakan. Beberapa menit kemudian, sekitar pukul 06:35, korban pertama dibawa dan kemudian aliran pasien terus berdatangan sampai sekitar pukul 09:00,” kata seorang tenaga medis yang diwawancarai Amnesty.
Serangan senjata kimia di daerah yang dikuasai oleh oposisi itu menewaskan lebih dari 80 orang, termasuk menewaskan 20 anak-anak dan 17 perempuan. Versi lain bahkan menyebutkan korban tewas lebih dari 100 jiwa. (T/RI-1/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama